Jembatan Rusak, Warga Lintasi Sungai Cidurian Gunakan Perahu Getek

Salah seorang warga harus menggunakan perahu getek untuk menuju Kampung Kalong Dagul, Desa Kalong Sawah, Kecamatan Jasinga. Foto Hendi/Radar Bogor

RADARSUKABUMI.com – Sudah satu tahun lebih kondisi jembatan yang diterjang banjir pada Januari 2020 dengan menghubungkan kampung Kalong Dagul dan Garisul, Desa Kalong Sawah tak kunjung mendapat perbaikan. Padahal, jembatan tersebut akses utama warga sekitar.

“Memang kalau ada jembatan akses ke jalan utama lebih dekat ketimbang harus memutar ke jalan lain dengan naik dua kali angkutan umum,” kata warga Kampung Kalong Dagul, Abdu Roif kepada wartawan usai ditemui usai melewati perahu getek

Bacaan Lainnya

Abdu mengaku, Kampung Kalong Dagul satu-satunya yang terpisah sama aliran sungai Cidurian. Karena, kampung tetangga sudah masuk Kecamatan Cigudeg.

“Kalau tidak ada libur panjang sekolah pasti setiap harinya banyak sekali siswa dan siswi berbagai sekolah lewat kesini, karena jaraknya cukup dekat hanya 15 menit sudah sampai ke jalan utama,” cetusnya.

Ia berharap segera ada perbaikan dari pemerintah setempat maupun daerah. Karena, warga Kalong Dagul sangat bergantung keberadaan jembatan tersebut.

“Sekarang kalau mau disebut tanggungjawab siapa, ini semua pihak harus turun tangan dan jangan saling lempar masalah,” harapnya.

Senada dikatakan Camat Jasinga Hidayat Saputradinata menjelaskan, kalau pengajuan sudah ada setelah banjir 2020 waktu itu. Hanya untuk bentangannya cukup panjang dan harus dibantu oleh pusat.

“Untuk kondisi jembatan garisul kalong dagul bentangannya mencapai 60 meter dan pemkab sendiri sudah memberikan bantuan tapi untuk jembatan dibawah 40 meter panjangnya,” jelasnya

Pria yang disapa Ibing menuturkan, memang kondisi saat ini jembatannya sudah tidak ada pada waktu diterjang banjir. berbeda dengan jembatan kampung toge tetap ada.

“Jadi Pemkab memberikan anggaran 1,5 milyar tapi buat jembatan kampung toge saja, karena untuk jembatan garisul kalong dagul perlu bantuan pusat dan balai besar wilayah sungai Cidurian,” tuturnya.

Seperti diketahui, jembatan penghubung dua kampung sejak diterjang banjir 2020 sampai sekarang belum ada perbaikan. Bahkan, warga sekitar harus rela melintasi perahu getek untuk sampai ke jalan utama.

Bentangan jembatan sendiri berkisar 60 meter dengan lebar 1,5 meter dan bisa dilewati roda dua. Hanya sekarang harus memutar ke Kampung Tarikolot Kecamatan Cigudeg jika mau menggunakan roda empat maupun roda dua buat sampai ke jalan utama. (RB/izo)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *