Innalillahi, Bocah Enam Tahun Tewas Digigit Nyamuk DBD

BOGOR, RADARSUKABUMI.com – Ditengah merbaknya virus corona di Indonesia, warga Kota Bogor, dikejutkan dengan adanya kasus meninggalnya seorang bocah setelah mengalami demam selama kurang lebih 5 hari.

Bocah tersebut, diketahui tinggal di Kelurahan Sempur, Kecamatan Bogor Tengah. Sebelum meninggal, AKF (6) sempat dirawat terlebih dahulu di RS Ummi.

Namun, karena kondisinya sudah kritis, sehingga A tidak dapat tertolong lagi.

Berdasarkan penuturan dari orang tua korba, Heris Kurniawan, awalnya ia membawa anaknya berobat di Pusesmas Sempur.

Namun, berdasarkan pemeriksaan awal, anaknya didiagnosis hanya mengalami demam biasa saja. Namun, sang dokter menyarankan jika dalam waktu tiga hari tidak mengalami penurunan demam, dokter menyarankan untuk melakukan tes darah.

“Tapi, belum sampai 3 hari, saya sudah bawa anak saya ke RS Mulia. Dan hasil analisis dokter disana mengatakan kalau anak saya demam biasa juga,” kata Heris.

Ia pun membawa sang buah hati pulang ke rumah orang tuanya di Ciapus. Namun, baru satu malam menginap di rumah orang tuanya, ternyata kondisi A malah menjadi memburuk.

Sang anak bahkan mengaku tidak bisa menggerakkan tubuhnya dan kondisi tubuhnya mengalami demam tinggi lagi.

Karena merasa ada yang tidak beres dengan kondisi anaknya, Heris pun melarikan anaknya ke RS Ummi untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Sesampainya di IGD, ternyata kondisi anaknya sudah dalam kondisi kritis. Walaupun sempat dirawat selama kurang lebih dua hari, terhitung dari Rabu (4/3) lalu, ternyata kondisi AKF tidak dapat tertolong.

Heris pun harus merelakan kepergian sang buah hati tepat pukul 03.10 WIB.

“Langsung di masukkan ke ICU dan ternyata anak saya diduga terkena DBD. Kondisinya juga sudah kritis dan tidak bisa tertolong lagi,” ujar Heris.

Setelah diketahui meninggal dunia, jenazah AKF langsung dimakamkan di Ciapus setelah disemayamkan di rumah duka yang berada di Kelurahan Sempur. Namun, Heris merasa ada yang aneh dari kejadian meninggalnya anaknya tersebut.

Ternyata didalam surat kematian, tidak terdapat diagnosis penyebab kematian sang anak. Ia pun saat ini tengah meminta keterangan tersebut ke RS Ummi.

Ia juga merasa demam yang melanda anaknya ini sedikit aneh, karena kondisi panas tubuh sang anak naik turun. Serta tidak ada keluhan awal dari sang anak.

“Saat anak saya meninggal juga tidak ada bintik-bintiknya. Biasanya kan kalau kena DBD suka ada bintik-bintik, nah ini gak ada. Tapi kalau dari pihak rumah sakit positif DBD,” tegasnya.

AKF yang akan berusia 6 tahun pada 28 Maret mendatang ini ternyata meninggal luka yang dalam bagi sang nenek. Nenek yang merawat AKF sejak pertama sakit juga curiga dengan penyakit yang diderita oleh cucunya itu.

Sebab, demam yang menyerang cucunya itu bertahan hingga seharian, padahal sudah diberikan obat dari Puskesmas dan RS Mulia.

“Selain panas, AKF juga menggigil. Karena kita takut jadi di bawa ke RS Ummi dan saat diperiksa demamnya mencapai 39,40 derajat celcius,” jelas sang nenek.

Ia juga mengaku tidak pernah mendapatkan rekam medis dari Puskesmas dan RS Mulia. Yang tambah membuatnya kaget adalah, pernyataan dari dokter yang ada di RS Ummi yang menyatakan kalau kondisi cucu kesayangannya itu sudah parah, karena kondisi darah yang sudah mengental.

“Kalau sudah begini mau bagaimana lagi. Saya tidak bisa mengantar jemput cucu saya ke TK Nahdlatul Ulama lagi,” lirihnya.

Kejadian yang baru pertama kali terjadi di Kelurahan Sempur ini pun sontak membuat Lurah Sempur, Marissa, khawatir. Ia pun membenarkan kalau tidak ada rekam medis didalam surat kematian.

“Diagnosa masih kami cari tahu. Karena dalam surat kematian tidak tertulis,” pungkasnya.(dil/d/mam/izo/rs)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *