Gawat! Jalan Cibadak-Mekarwangi Retak dan Terancam Putus

Kendaraan bermotor harus bergantian melewati jalan yang menghubungkan Kelurahan Cibadak dan Mekarwangi karena longsor. SOFYANSYAH/RADAR BOGOR

RADARSUKABUMMI.com – Jalan rusak di Kecamatan Tanah Sareal, semakin parah. Setengah jalan semakin tergerus karena belum mendapatkan perbaikan selama beberapa tahun.

Jalan yang menghubungkan Kelurahan Cibadak dan Mekarwangi itu pun terancam putus. Hujan semakin mengikis pinggiran jalan dan mengakibatkan permukaannya retak.

Bacaan Lainnya

Warga terpaksa memasang tanda dan penghalang agar kendaraan tak melintasi bagian yang rapuh itu. Hanya satu jalur yang bisa dilalui kendaraan bermotor.

Menurut salah seorang warga, Rusli, jalan itu sudah lama dibiarkan ambrol. Padahal, kondisi pinggiran sungai di sekitar jalan tersebut sudah beberapa kali mengalami longsor. Warga sampai memasang pelang nama yang menandakan bahwa jalan rusak itu telah berlangsung selama tiga tahun.

“Di sini sering longsor. Itu pagar rumah saya juga kena. Tapi, ya memang belum diperbaiki jalannya. Kita khawatir kalau semakin lama dibiarkan nanti malah bikin jalan putus. Karena di bawah jalan itu ada dua saluran air. Rawan kalau lagi hujan,” ungkapnya, kepada Radar Bogor, Selasa (5/1/2021).

Menurutnya, tersisa menunggu waktu saja jalan itu akan benar-benar terputus dan tak bisa dilalui. Akses jalan yang berada di perbatasan Kecamatan Mekarwangi selalu ramai karena merupakan alternatif menuju Cilebut.

Mobil maupun motor sering melintas. Beberapa kendaraan besar juga mulai sesekali melaluinya karena ada proyek pembangunan tak jauh dari jalan ambrol itu.

Bukan hanya jalan putus yang menjadi kekhawatiran Rusli dan warga sekitar. Tiang listrik di pinggir jalan juga mulai kehilangan fondasinya karena longsor. Tampak jelas, tiang dengan banyak kabel itu miring ke arah jalan utama. Jika terus dibiarkan, tiang tersebut akan menimpa permukaan jalan.

“Sebagian itu sambungan telepon dan listrik. Takutnya putus juga kabel-kabelnya. Pernah dulu kabel listriknya putus, tapi penanganannya cepat dari PLN,” tutur pemilik rumah yang bersebelahan langsung dengan jalan ini.

Ketua RT, Asnawi mengakui, kondisi jalan itu sudah berkali-kali disampaikan untuk segera ditindaklanjuti. Meskipun sudah ada survei dari pihak kecamatan, BPBD, maupun Dinas PUPR, namun kondisinya masih sangat meresahkan. Bantuan berupa pembuatan turap juga sudah diterima warga. Sayangnya, itu belum mampu menahan debit air yang semakin tinggi di kala hujan.

“Tindakan langsung seperti perbaikan ruas jalan masih belum terlaksana. Sangat mencemaskan sekali karena situasi lalu lintas disitu kan sangat aktif. Mobilitasnya ramai. Malah biasanya terjadi kemacetan juga,” terangnya. Ia berharap agar jalan rusak itu bisa secepatnya diperbaiki. Lantaran musim hujan akan memperparah kerusakannya.

Camat Tanah Sareal, Sahib Khan pun mengakui, pihaknya telah berkoordinasi dan berkomunikasi dengan pemerintah kota (pemkot) Bogor. Jalan rusak itu sebenarnya sudah pernah ditangani pada bagian lintasan sungai.

Pemkot pernah memasang bronjong di sekitar Kali Gede yang mengalirkan debit air cukup besar di bawahnya. Sayangnya, bronjong itu ternyata tak mampu menahan volume air yang semakin tinggi karena musim hujan.

“Sempat sudah dicek lagi dan dianggarkan untuk pembuatan TPT (Tembok Panahan Tanah) saja di APBD 2021. Kisarannya Rp900 juta. Tapi, untuk perbaikan jalannya beda lagi. Itu yang belum ada dianggarkan,” bebernya.

Untuk langkah antisipasi, ia telah meminta agar mobil-mobil yang bertonase berat tidak boleh melalui jalan tersebut. Musim hujan masih menjadi ancaman. Jika terus dibiarkan, jalanan tidak akan mampu lagi menahan beban kendaraan yang melintas. (RB/izo)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *