Detik-detik Mengerikan Longor Ciawi Tewaskan Satu Keluarga

CIAWI, RADARSUKABUMI.com – Hujan deras yang mengguyur wilayah Bogor sejak malam hari menjadi petaka bagi keluarga Abas. Ia bersama sang istri dan dua anaknya meregang nyawa akibat tertimpa dinding rumah yang ambruk akibat tak mampu menahan laju air.

Peristiwa maut itu terjadi di Kampung Cibolang, Desa Banjarwangi, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Kamis (20/2) dini hari sekitar pukul 03.00 WIB.

Bacaan Lainnya

Tak pernah ada yang menyangka keluarga tersebut harus meregang nyawa secara bersamaan. Mereka adalah Abas Abdul Latif (bapak/45), Ela Latifa (ibu/35), dan dua anak Esa Baskilah (6) dan Ean (balita).

Ibu Abas, Emak Amah (60) menceritakan, saat itu, sang anak, Abas, masih sempat mengobrol dengannya hingga pukul 00.00 WIB.

Setengah jam kemudian, Abas pamit untuk pulang karena rumahnya hanya berjarak tak kurang dari 10 meter.

Saat itu hujan sudah turun. Emak Amah sempat menganjurkan sang anak untuk menginap. Namun, karena anak Abas ingin tidur dengan ayahnya, Abas memutuskan untuk pulang.

“Sudah dibilangin, tidur di rumah saja. Tapi dianya milih pulang karena si Esa (anak Abas) mau tidur sama bapak dan ibunya,” kata Amah yang masih nampak tak percaya atas kepergian keluarga anaknya.

Usai Abas pulang, semua masih nampak baik-baik saja. Amah kemudian naik ke kasur untuk tidur. Barangkali Abas dan keluarganya pun langsung tidur saat itu.

Hujan yang mengguyur rupanya kian deras dan mencapai puncaknya sekitat pukul 03.00. Saat itu, Amah sempat mendengar gemuruh dari luar rumah. Namun ia tak mengetahui secara pasti dari mana suara tersebut berasal.

Pagi hari sekitar pukul 07.00, Abas tak jua terlihat dari pandangan Amah. Padahal biasanya, Abas sudah bolak-balik mengantar sang istri bekerja.

Saat itu, lampu luar rumah abas juga masih dalam kondisi menyala tak seperti biasanya. Amah lalu beranjak mencoba membangunkan karena dikira anak dan cucunya masih tertidur karena hujan masih mengguyur.

Kondisi makin nampak aneh karena tak ada satu pun penghuni rumah yang menjawab ketika dibangunkan.

Warga yang mulai berdatangan mencoba mendobrak pintu rumah Abas. Firasat tak mengenakan makin kentara saat didapati ruangan tengah rumahnya dipenuhi tanah.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *