Bogor Siaga Satu Covid-19, Sekolah Online Lagi

Bogor Siaga Satu Covid-19
Bogor Siaga Satu Covid-19

Kenaikan kasus Covid-19 di Kota Bogor memang cukup signifikan. Tercatat per 15 Juni 2021, terjadi penambahan 73 kasus baru. Sehingga, secara akumulatif total pasien positif menjadi 16.852 kasus. Dengan 756 kasus aktif,15.828 pasien sembuh dan 268 meninggal dunia.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Bogor, angka positivity rate Covid-19 Kota Bogor juga mengalami peningkatan. Dari 12,1 persen naik menjadi 15,7 persen. Positivity rate merupakan perbandingan antara jumlah kasus positif Covid-19 dengan jumlah tes yang dilakukan.

Bacaan Lainnya

Berdasarkan standar yang dikeluarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), angka positivity rate Covid-19 seharusnya kurang dari lima persen. Peningkatan positivity rate terjadi karena melonjaknya kasus harian Covid-19.

Jika pada pekan lalu penambahan kasus positif 277 kasus per pekan, pada pekan ini bertambah menjadi 419 kasus. Lonjakan ini, berdampak pada ketersediaan tempat tidur rumah sakit atau bed occupancy ratio (BOR). Dari 22,9 persen pada pekan lalu menjadi 41,9 persen pada pekan ini. Begitu juga dengan BOR ICU naik dari 31,9 persen menjadi 63,8 persen. Bima menjelaskan, pihaknya sudah melakukan antisipasi dengan menambah ruang isolasi.

“Gubernur juga menyampaikan kondisi saat ini siaga satu. Kami melihat kenaikan kasus terjadi karena efek mudik, atau adanya varian India. Makanya setiap kasus kita anggap berbahaya,” ungkap Bima.

Dia membeberkan tingkat hunian ruang isolasi saat ini mencapai 49 persen, dan sedikit lagi menyentuh ambang batas. Dia pun sudah memerintahkan setiap rumah sakit untuk menambah tempat tidur.

Selain itu, satgas Covid-19 juga menjajaki ruang isolasi tambahan sehingga ketika terjadi ledakan, para pasien Covid-19 bisa diarahkan ke tempat tersebut.

“RSUD sudah ditambah jadi 100 tempat tidur untuk mengantisipasi ledakan beberapa hari ke depan,” kata Bima. Dengan kondisi siaga satu, Bima meminta masyarakat untuk dapat menahan mobilitas, pengamanan di wilayah diperketat. Satgas Covid-19, kata dia, akan lebih tegas dalam menegakkan protokol kesehatan.

Sementara itu, Kecamatan Tanah Sareal, Bogor Barat, dan Bogor Utara menjadi wilayah dengan peningkatan kasus tinggi. Camat Bogor Utara, Marse Hendra Saputra tak menampik itu. Menurutnya, jumlah kasus di Bogor Utara didominasi oleh klaster keluarga. Lantaran salah satu anggota keluarga yang bekerja di luar kota atau beraktivitas di luar. ”Memang ada kenaikan. Warga sudah sedikit kendor,” beber Marse.

Dia mengaku juga telah mengantisipasi potensi klaster baru yang bisa muncul di wilayahnya. Ia becermin pada kasus ledakan Covid-19 pesantren di Bogor Selatan.

Sebanyak 24 pondok pesantren di wilayahnya mendapatkan pengawasan yang sangat ketat. Prokes juga berlaku untuk masyarakat. “Kita juga membatasi mobilitas keluar-masuk pesantren, termasuk membatasi kunjungan orang tua maupun pengurus sendiri,” tegas dia.

Camat Tanah Sareal, Sahib Khan juga mengantisipasi kenaikan dari klaster pondok pesantren. Pihaknya telah mendata sejumlah pesantren dan santri-santrinya yang berasal dari luar daerah.

Sebagian juga ada yang telah menjalani swab antigen oleh Pemkot Bogor. “Kita antisipasi sejak dini terhadap potensi munculnya klaster baru. Rata-rata sebenarnya semua pesantren sudah menerapkan prokes,” tutur dia. (mam/radarbogor)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *