4.353 Rumah dari 12 Kecamatan Masih Poek

Sebanyak 4.353 rumah di 12 kecamatan Kabupaten Bogor hingga kini belum teraliri listrik. Ribuan masyarakat itu seolah tidak bisa merasakan zaman modern ini. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor berkilah jika program listrik masuk desa bisa mencapai 99,11 persen di akhir 2018.

PERSENTASE tersebut melebihi target yang dicanangkan yakni 98 persen hingga akhir 2018. Sebelumnya target tersebut sudah tercapai. Apalagi untuk memenuhi listrik pedesaan bagi masyarakat. Pemkab sendiri memperkirakan akhir tahun ini mencapai 99,11 persen.

Bacaan Lainnya

Kepala Bidang Prasarana Sarana dan Utilitas (PSU) DPKPP Kabupaten Bogor, Asep Sulaeman, menjelaskan, dana tersebut difokuskan untuk menyediakan listrik di kecamatan Di antaranya Kecamatan Tanjungsari, Jonggol, Sukamakmur, Sukajaya, Ciawi, Caringin, Cijeruk, Leuwisadeng, Parungpanjang, Jasinga, Nanggung dan Kecamatan Gunungsindur.

”Jika pemerintah daerah tidak bisa memastikan rumah yang telah terpasang itu bisa tetap teraliri listik,” kata Asep Sule, sapaan akrabnya, di ruangan kerjanya. Sejauh ini, sambung dia, pemerintah akan fokus pada warga yang belum memiliki jaringan listrik. Sebab, selama ini warga masih memasok aliran listrik dari tetangganya. ”Soalnya pemerintah hanya memfasilitasi pemasangan jaringan listrik di rumah yang belum terpasang. Selanjutnya pembayaran listrik tetap ditanggung pemilik rumah itu,” tegas.

Terpisah, Kepala Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman dan Pertanahan (DPKPP) Kabupaten Bogor, Lita Ismu, mengklaim target tersebut telah direncanakan sejak 2017 sebesar 98,76 persen. Pihaknya akan terus berupaya menyediakan listrik bagi masyarakat. ”Target sudah tercapai, tapi kita terus berupaya memenuhi listrik pedesaan bagi masyarakat. Maka kita perkirakan akhir tahun ini mencapai 99,11 persen,” kata Lita.

Tahun ini, pihaknya mendapatkan jatah dana Rp7,4 miliar untuk mengaliri listrik di 4.353 unit rumah di Bumi Tegar Beriman. Namun, anggaran itu belum cukup membiayai hingga 100 persen program listrik desa ini. ”Tapi program ini bakal berlanjut pada 2019, karena untuk 2018 belum cukup mencapai target,” jelas Lita.(mul/d/yok/py)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *