Kembalikan Bumi yang Ramah untuk Bangun Solusi Masa Depan, Kontribusi Nyata Bagi Negeri Indocement Pioner Inisiatif Hijau

Indocement
KOLABORASI: Indocement berkolaborasi dengan Kementerian PUPR, Institut Teknologi Kalimantan, dan Green Product Council Indonesia memperingati Hari Bangunan Indonesia (HBI) pada 11 November 2022 dari Titik 0 Ibu Kota Nusantara. (Ist)

Indonesia sebagai negara tropis dengan dua musim yang berimbang yakni musim kemarau dan hujan, sebetulnya memiliki keunggulan tersendiri jika dibandingkan dengan negara-negara non tropis. Keunggulan yang dimaksud adalah tanah yang begitu subur, sehingga banyak hutan yang membawa keseimbangan hidup secara utuh. Kondisi inilah yang pada akhirnya menghantarkan Indonesia ditetapkan sebagai paru-paru dunia, terutama pulau Kalimantan. Nah, sebagai pelopor di sektor industri semen yang sudah menerapkan Sistem Informasi Pemantauan Emisi Industri Kontinyu (SISPEK), Indocement rutin mengevaluasi peta jalan strategi perubahan iklim demi memastikan penurunan emisi sesuai target. Berikut liputannya.

 

SRI SUMARNI, Sukabumi

 

Hutan yang masih terawat dengan baik di pulau Kalimantan, jangan sampai dirusak atau dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab hanya untuk kepentingan sesaat. Sudah sepantasnya hutan Kalimantan dirawat dengan baik dan benar agar tetap lestari, begitupun dengan wilayah-wilayah lainnya.

Bumi yang semakin tua serta populasi manusia semakin berjubel, tentu membutuhkan lahan yang tidak sedikit. Bahkan menilik data dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menyatakan bahwa populasi manusia di tahun ini sudah menyentuh angka 8 miliar lebih dan diperkirakan tahun 2050 menembus angka 9,8 miliar.

Hal ini tentu membuat bumi menanggung beban berat. Jika tidak segera diantisipasi dan diseimbangkan antara angka populasi dengan beban bumi, justru yang terjadi adalah kerusakan bumi. Bumi tidak akan menjadi ramah bagi semua makhluk hidup yang mendiaminya.

Perlu langkah-langkah nyata untuk mengembalikan bumi yang ramah dan layak untuk kehidupan. Salah satu usaha yang dilakukan untuk menyeimbangkan adalah dengan pola pembagunan yang berkonsep infrastruktur hijau. Artinya konsep penataan ruang yang ramah lingkungan dengan memperhatikan aspek-aspek yang mampu melindungi, menghemat, serta mengurangi penggunaan sumber daya alam (SDA).

Selain itu, infrastruktur hijau juga berprinsip pengurangan sumber daya (baik lahan, material, air, alam maupun sumber daya manusia,red), pengurangan penumpukan limbah, daur ulang bahan yang sudah dipakai dan pemakainnya, perlindungan dan pengolahan lingkungan hidup.

Pembangunan berkelanjutan berkonsep infrastrtuktur hijau yang dicanangkan pemerintah ternyata mendapat respon positif dari salah satu perusahaan semen nasional yang bonafit, siapa lagi kalau bukan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.

Seperti kita ketahui bahwa semen merupakan salah satu komponen bahan utama dalam membangun infrastruktur. Seiring dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk otomatis kebutuhan akan properti juga bertambah, sehingga kebutuhan akan semen juga terus bertambah.

Namun demikian, ekses yang ditimbulkan dari poses semen adalah emisi yang dapat membahayakan tidak bisa dipandang sebelah mata. Justru ekses tersebut saat ini banyak diperbincangkan masyarakat seiring dengan semakin meningkatnya kesadaran terhadap isu lingkungan. Hal itulah yang mendorong meningkatnya permintaan semen yang ramah lingkungan sekaligus menjadi tantangan yang harus mampu dijawab oleh industri semen itu sendiri.

Direktur Utama (Dirut) PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, Christian Kartawijaya menuturkan, Indocement terus membuat terobosan dengan menghadirkan semen yang ramah lingkungan, jejak emisi yang rendah dan berkualitas.

“Komitmen kami selaku produsen semen mendukung pemerintah untuk mencapai net zero emission (NZE) pada tahun 2060 dan yang paling penting adalah hal ini penggunaan semen ramah lingkungan atau semen hijau seirama dengan tujuan Indocement, yaitu Material to Build Our Future,” ujar Dirut PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, Christian Kartawijaya melalui keterangan resminya.

Pria ramah itu menyadari bahwa karakteristik industri ini berpotensi menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan.

“Kami menyadari bahwa karakteristik industri kami itu berpotensi menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan, diantaranya polusi udara dan perubahan iklim yang ekstrem. Namun demikian, kami menerapkan inovasi teknologi tercanggih untuk mengurangi polusi melalui proses produksi dan produk yang ramah lingkungan,” tegasnya.

Komitemen tersebut ditegaskan langsung Christian pada perayaan puncak HUT ke-47 Indocement di kompleks pabrik Citeureup, Bogor. Menurutnya Indocement merupakan salah satu perusahaan semen yang menerapkan industri 4.0. Tentunya akan mampu menghasilkan semen yang berkualitas tinggi, kokoh, dan yang paling penting adalah ramah lingkungan.

“Indocement merupakan pelopor MASTER-TECH di bidang industri semen yang menerapkan teknologi pabrikan semen terkini bahkan kita salah satu perusahaan semen pertama di Indonesia yang mulai menerapkan Industri 4.0 sehingga dapat menghasilkan produk semen bermutu tinggi, kokoh, dan ramah lingkungan,” ucapnya.

Yang paling membanggakan lagi adalah sejak 2021, di mana Indocement secara kontinu mendorong penggunaan “semen hijau” yang salah satunya melalui produk Semen Hidraulis yang proses produksinya menggunakan kadar klinker yang lebih rendah dibanding OPC yang menjadikannya mampu mengurangi penggunaan batu bara dan jumlah CO2 yang jauh lebih rendah. Hal ini sesuai dengan pasar yang semakin peduli terhadap lingkungan.

“Kami selalu berupaya konsisten memproduksi semen ramah lingkungan yang tentu saja rendah emisi karbon dioksida (CO2) dan ini sejalan dengan target penurunan emisi Indocement, yaitu 575 kg CO2 per ton cement equivalent pada tahun 2025 dan 490 kg CO2 per ton cement equivalent pada 2030,” terangnya.

Salah satu produksi Indocement yang ramah lingkungan ini adalah jenis semen slag. Semen berjenis blended cement ini menggunakan limbah yang berjenis slag.
Semen yang diberi nama Duracem itu dalam proses produksinya menghasilkan emisi CO2 yang rendah, sehingga dijamin sangat ramah lingkungan.

Selain itu, keberadaan slag yang berfungsi sebagai additive material membuat beton mempunyai waktu setting yang cukup serta terbukti mampu mengurangi potensi keretakan atau mampu meminimalisir terjadinya retakan pada bangunan, serta mamu melepaskan panas hidrasi rendah, serta memiliki masa pertumbuhan yang kuat tekan lebih lama.

Christian menjelaskan semen yang ramah lingkungan ini sudah dipergunakan dalam berbagai proyek yang berskala besar, seperti pembuatan pelabuhan di Patimban Jawa Barat.

“Semen jenis hidraulis ini telah digunakan dalam pembangunan Pelabuhan Patimban Jawa Barat, dimana pelaksana pembangunan Patimban ini oleh kontraktor Penta Ocean,” jelas orang nomor satu di Indocement itu.

 

PENGHIJAUAN
PENGHIJAUAN: Peringati Hari Bumi yang jatuh pada 22 April 2022, jajaran Direksi, Manajemen serta perwakilan karyawan Indocement serentak melakukan gerakan taman pohon bersama di seluruh area operasionalnya yang meliputi Kompleks Pabrik Citeureup, Kompleks Pabrik Cirebon, dan Kompleks Pabrik Tarjun.

Kontribusi Dalam Pemulihan Bumi yang Ramah untuk Kehidupan

Komitmen pemerintah dalam mitigasi perubahan iklim tidak akan mampu berjalan sendiri tanpa adanya kerjasama dari pihak lain, baik itu sektor swasta maupun masyarakat luas.

Negara memberikan arah dan berkewajiban memastikan agar pembangunan yang dibutuhkan untuk memenuhi kesejahteraan rakyat tetap memperhatikan perlindungan aspek lingkungan dan sosial.

“Keseriusan, komitmen dan kontribusi Indonesia dalam perubahan iklim jelas ditunjukkan dengan meratifikasi Perjanjian Paris. Sehingga dengan diratifikasikannya perjanjian ini, Indonesia berkomitmen untuk melakukan upaya menurunkan emisi gas rumah kaca serta gerak aktif mencegah terjadinya perubahan iklim. Hutan sebagai kunci dari upaya penurunan gas rumah kaca. Hal ini mengingat kemampuan hutan menyerap gas rumah kaca,” kata Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya.

Menyambung apa yang diungkapkan oleh pemerintah dalam proses pengembalian bumi yang ramah bagi kehidupan, Indocement juga turut andil melaksanakan berbagai kegiatan tersebut. Selain memproduksi semen hijau atau semen ramah lingkungan yang rendah emisi, Indocement juga aktif dalam berbagai kegiatan pencegahan terjadinya perubahan iklim.

Beberapa pertimbangan bahwa semen hijau yang diproduksi oleh Indocement selaras dengan kebijakan Menteri PUPR, yaitu semen hijau merupakan semen yang dapat mengurangi emisi gas rumah kaca, penggunaan semen hijau mengoptimalkan penggunaan material yang ramah lingkungan dan tentunya memiliki manfaat dari sisi lingkungan dengan spesifikasi sesuai pekerjaan konstruksi.

Christian mengungkapkan, usaha-usaha yang dilakukan untuk menggalakkan penggunaan semen ramah lingkungan harus dilakukan secara masif dan berkelanjutan.

“Kunci untuk penggunaan semen ramah lingkungan ini adalah dengan edukasi. Sebab untuk merubah pola pikir masyarakat juga memerlukan waktu dan juga pemahaman mengenai keunggulan semen hijau, serta betapa pentingnya beralih ke semen yang tidak merusak lingkungan,” lanjutnya.

Masih kata Direktur Utama Indocement, upaya penggunaan semen hijau secara massal juga membutuhkan campur tangan pemerintah, khususnya Kementerian PUPR lewat perubahan spesifikasi di dokumen tender, khususnya untuk proyek infrastruktur dan proyek PUPR lainnya. Sehingga, kolaborasi antara masyarakat dengan pemerintah diharapkan dapat meningkatkan penggunaan produk hijau.

Sebagai bentuk keseriusaan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. dalam upayanya mengembalikan bumi yang ramah bagi kehidupan, selama lima tahun ini pihaknya telah menginvestasikan dana lebih dari Rp 1 triliun yang digunakan untuk investasi berkelanjutan.

Tidak lupa, Indocement juga sudah menerapkan Sistem Informasi Pemantauan Emisi Industri Kontinyu (SISPEK).

“Indocement juga secara rutin melakukan evaluasi peta jalan strategi perubahan iklim, untuk memastikan penurunan emisi sesuai dengan target,” kata Christian Kartawijaya.

Selain hal tersebut di atas, bentuk kepedulian Indocement khususnya dalam menjaga lingkungan adalah dengan pemanfaatan bahan bakar yang juga ramah lingkungan, yaitu dengan memanfaatkan limbah sebagai upaya untuk bahan bakar laternatif pengganti fosil.

“Tujuan Indocement untuk menggunakan bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar fosil sampai dengan 25% di tahun 2025. Untuk itu, Indocement telah melakukan penandatanganan komitmen kerjasama penyediaan Refuse-Derived Fuel (RDF) bersama Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta pada 10 Oktober 2022 silam,”paparnya.

Berbagai komitmen tersebut berbuah manis. Indocement meraih sejumlah penghargaan hijau antara lain di penghujung tahun 2021, Indocement berhasil mendapatkan hattrick penghargaan PROPER Hijau dari KLHK untuk ketiga kompleks pabriknya yaitu Kompleks Pabrik Citeureup, Kompleks Pabrik Cirebon, dan Kompleks Pabrik Tarjun.

Indocement juga bersiap untuk berkontribusi dalam mega proyek pemerintah dengan menggunakan semen hijau, salah satunya adalah mega proyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur. Di mana konsep utama pembangunan IKN Nusantara tersebut di desain ramah lingkungan.

“Kami siap berkontribusi dalam pembangunan IKN Nusantara dengan memasok produk hijau dan kami siap memasok kebutuhan semen untuk membangun IKN,” pungkas Christian saat memperingati Hari Bangunan Indonesia (HBI) di Titik 0 IKN.

Secara umum, kegiatan utama yang dilaksanakan oleh Indocement yang berkaitan dengan lingkungan hidup adalah pengendalian emisi karbon, pengendalian emisi gas rumah kaca, pengendalian emisi debu, pengendalian energi, pengelolaan limbah, penggunaan material yang ramah lingkungan dan materi daur ulang, penghijauan dan konservasi lingkungan, serta kegiatan CSR terkait dengan lingkungan hidup berkelanjutan.

Sosialisasi Pencemaran Lingkungan
SOSIALISASI: Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bogor mengundang PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (Indocement) untuk menjadi narasumber Sosialisasi Pengendalian Pencemaran Udara Tahun 2022.

Bantu Tingkatkan Kualitas Pengendalian Pencemaran Udara di Kabupaten Bogor

Sebagai salah satu produsen semen terbesar di Indonesia, saat ini Indocement dan entitas anaknya bergerak dalam beberapa bidang usaha yang meliputi pabrikasi dan penjualan semen (sebagai usaha inti) dan beton siap-pakai, serta tambang agregat dan trass, dengan jumlah karyawan sekitar 5.000 orang.

Indocement mempunyai 13 pabrik dengan total kapasitas produksi tahunan sebesar 24,9 juta ton semen. Sepuluh pabrik berlokasi di Kompleks Pabrik Citeureup, Bogor, Jawa Barat; dua pabrik di Kompleks Pabrik Cirebon, Cirebon, Jawa Barat; dan satu pabrik di Kompleks Pabrik Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Selatan.

Untuk menjaga kualitas udara bebas dari polusi khususnya di Kabupaten Bogor, Indocement secara konsisten turut membantu meningkatkan kualitas pengendalian pencemaran udara di Kabupaten Bogor.

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bogor mengundang PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (Indocement) untuk menjadi narasumber Sosialisasi Pengendalian Pencemaran Udara Tahun 2022 yang dihadiri lebih dari 50 perusahaan se-Kabupaten Bogor dan Satuan Tugas Lingkungan DLH Kabupaten Bogor. Acara itu berlangsung pada 31 Mei 2022 di Hotel Accram, Bogor.

Perwakilan Indocement, Arinaldi, Acting Environmental Department Head Kompleks Pabrik Citeureup menyampaikan mengenai berbagai upaya pengendalian pencemaran udara yang dilakukan Indocement seperti kegiatan pemantauan dan pengukuran emisi yang dilakukan, proses integrasi pemantauan emisi kontinyu ke KLHK, pemanfaatan bahan bakar alternatif dan juga investasi yang telah dilakukan Indocement dalam upaya pengendalian pencemaran udara.

Salah satu contoh upaya yang telah dilakukan adalah Indocement telah memiliki Master Plant Schedule untuk menurunkan pencemaran debu dengan cara memasang perangkat bag filter untuk menggantikan electrostatic preciptators. Indocement sendiri memiliki target rerata emisi debu menjadi 10 mg/Nm3 pada tahun 2025.

Kegiatan ini merupakan wujud kontribusi langsung Indocement terhadap masyarakat khususnya perusahaan dalam upaya berkelanjutan menurunkan emisi udara konvensional dan emisi gas rumah kaca.

 

Program Trashback Indocement_2022

PROGRAM #TRASHBACK: Melalui kerja sama ini, Indocement akan memanfaatkan aplikasi Octopus untuk mengumpulkan sampah kantong semen dari pengguna untuk dimanfaatkan kembali.

Indocement dan Mitra Luncurkan Program #TRASHBACK

Komitmen lain dalam menjaga lingkungan ditunjukkan Indocement yang bekerja sama dengan PT Bangunperkasa Adhitamasentra adalah digandengnya PT Cerita Untuk Anak Negeri, sebuah penyedia platform ekonomi sirkular bernama Octopus yang berperan mengumpulkan dan mengelola sampah yang bisa didaur ulang maupun yang tidak bisa didaur ulang dari masyarakat. Penandatangan kerja sama dilakukan pada Kamis, 25 Agustus 2022 di Wisma Indocement.

Dalam kerjasama ini, Indocement akan memanfaatkan aplikasi Octopus dalam mengumpulkan sampah kantong semen dari pengguna yang kemudian akan dimanfaatkan kembali.

“Sampah yang tidak bisa didaur ulang oleh Octopus akan diolah Indocement menjadi bahan bakar alternatif pada operasional pabrik semen, sedangkan PT Bangunperkasa Adhitamasentra akan memanfaatkan kantong semen Tiga Roda bekas sebagai material alternatif dalam memproduksi papan semen” ujar Direktur Indocement, Troy D. Soputro.

Dirinya juga tidak ketinggalan mengajak kalangan industri, pelaku konstruksi, dan masyarakat umum untuk terlibat langsung dalam menjaga lingkungan.

“Lingkungan dapat terjaga dengan baik manakala semua pihak turut terlibat didalamnya, baik itu kalangan industri, pelaku konstruksi bahkan masyarakat,” ajaknya. (*)

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *