Update Perbaikan Longsor Tol Bocimi Seksi II, Ditemukan Mata Air dan Harus Dibuat Jembatan

Sejumlah mobil melintasi area longsor di Tol Bocimi, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Sabtu (13/4/2024). (Bagus Ahmad Rizaldi)
Sejumlah mobil melintasi area longsor di Tol Bocimi, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Sabtu (13/4/2024). (Bagus Ahmad Rizaldi)

SUKABUMI -– Semejak terjadi longsor, hingga kini perbaikan ruas Jalan Tol Bogor – Ciawi – Sukabumi (Bocimi) Seksi 2 di Kilometer 64.600A, Kampung Sikup, Desa Purwasari, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi masih terus dilakukan.

Gerbang tol ruas exit Parungkuda ini terpaksa belum bisa diaktifkan, mengingat berdasarkan perbaikan sementara ditemukan mata air yang berada di lokasi longsor. Sehingga menyulitkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui PT Waskita Karya untuk mempercepat perbaikan.

Bacaan Lainnya

Kepala Seksi Pengadaan Tanah dan Pengembangan pada Kantor Agraria Tata Ruang-Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Kantah Kabupaten Sukabumi, Enang Sutriyadi membenarkan hal tersebut. Saat dirinya ikut langsung ke lokasi longsor, menurutnya ada temuan masalah diantaranya soal mata air yang berada dibawah tol.

“Saat kemarin atau minggu lalu kita meninjau ke lokasi itu, kondisi badan jalan di KM 64+600 A masih menganga akibat longsor. Iya, itu jalan satu arah habis kebawah karena longsor. Tapi, untuk material longsoran sudah dibersihkan semua,” kata Enang kepada Radar Sukabumi pada Senin (13/05).

Bencana longsor terjadi karena dibawah badan jalan tol tersebut, terdapat mata air. “Jadi perlu ada kajian-kajian lagi, karena dulu itu tidak terdeteksi ada mata air. Kan di musim kemarau dulu proses pendataannya, mata air kita nggak lihat ternyata besar,” bebernya.

Saat ini, Kementrian PUPR tengah melakukan perancangan anggaran untuk perbaikan ruas jalan Tol Bocimi Seksi 2 yang tergerus bencana alam tersebut.

“Pihak tol lagi rancang anggaran, tanahnya itu sepertinya ada mata air di bawah itu (jalan tol). Jadi, kemungkinan besar itu dibuat jembatan, karena tidak bisa diurug. Nah itu lagi dibicarakan oleh pihak PUPR. Kemarin kita kesana, karena Staf Kepresidenan ninjau, jadi kita ikut hadir,” paparnya.

Jalan satu arah yang amblas karena dampak longsor tersebut, kata Enang, sudah dirapihkan material longsorannya. Hanya saja, ia menilai jalan tol tersebut tidak bisa diperbaiki hanya pada bagian atasnya saja.

“Iya, dibawahnya itu, perlu tanah lagi untuk perluasan jalan tol, karena memang sedang dirancang ulang oleh mereka,” paparnya.

Saat ini, pihak PUPR dan BPJT tengah melakukan perancangan untuk memperbaiki ruas jalan tol yang rusak akibat longsor tersebut. Pada rancangan ini, terdapat beberapa opsi. Diantaranya, pembangunan jembatan.

“Kalau jembatan lumayan mahal biayanya. Iya, itu permeternya bisa sampai miliaran kalau nggak salah. Nah, mereka ini sekarang sedang menghitung dan melakukan kajian mendalam lagi. Tapi, kayanya besar kemungkinan dibangun jembatan, karena di bawahnya ada mata air. Tapi, kakau kontruksi kita tidak ikut, artinya kita dalam rangka ketika mereka membutuhkan tanah kita fasilitasi,” bebernya.

Sewaktu dirinya melakukan peninjauan bersama PUPR dan Staf Kepresidenan, di lokasi jalan tol yang longsor ini, membutuhkan kembali perluasan lahan sekitar 2.000 sampai 3.000 meter persegi.

“Iya, karena memang di bawahnya sudah dibebaskan, hanya dia butuh ruang lagi dan ini sedang dihitung. Tunggu penghitungan dari mereka karena itu ranahnya BUJT,” tandasnya.

Ketika disinggung target pelaksanaan perbaikan jalan tol tersebut, Enang tidak bisa menjawab. Lantaran, hal tersebut bukan kewenangan dari institusinya.

“Tapi, kalau dari Staf Kepresidenan, mintanya secepat mungkin jalan tol itu, bisa digunakan. Tapi, ya kembalo lahi ke PUPR. Kalau sekarang kan jalan tol masih ditutup untuk umum,” pungkasnya. (Den)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *