Pilbup Sukabumi 2020, Poros Baru Jadi Kuda Hitam

SUKABUMI – Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ‘keukeuh’ akan mengusung jagoannya di pertarungan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Sukabumi 2020-2025.

Nah, untuk mewujudkan niat tersebut, PKS yang memiliki tujuh kursi di DPRD harus berkoalisi dengan parpol lain agar persyaratan 20 persen terpenuhi. Dan, peluang berkoalisi masih besar, kendati, koalisi parpol sudah mulai jelas mengkerucut.

Bacaan Lainnya

Menurut salah salah seorang petinggi parpol, hitung-hitungannya, Partai Golkar yang mengusung Marwan Hamami sebagai F1, sudah hampir dipastikan akan berkoalisi dengan Partai Demokrat dan Partai Amanat Nasional (PAN). Namun, PAN bisa pindah koalisi kalau jagoan yang diusung tidak diakomodir.

Selanjutnya, Partai Gerindra akan berkoalisi dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Nasional Demokrat (Nasdem), Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Tetapi, PDIP dan PPP bisa berganti haluan menentukan sikap sesuai keputusan partai.

“Nah, PKS yang ngotot ingin maju, ada kans berkoalisi dengan PPP atau PAN yang juga punya calon usungan membentuk poros baru. Kalau PKS berkoalisi dengan PDIP kecil sekali kemungkinannya. Itu hitungan-hitungan kita, karena arah politik itu bisa berubah dalam hitungan menit bahkan detik,” jelas pria yang duduk sebagai anggota legislatif tersebut kepada Radar Sukabumi.

Sementara itu, kemungkinan lahirnya poros baru pun, tak ditampik pihak PKS. Menurut Sekretaris DPD PKS Kabupaten Sukabumi, M Sodikin, peta politik saat ini masih dinamis dan bisa berubah.

“Ya kami belum mengunci (dukungan) kemanapun. Artinya, posisi di Pak Marwan bisa, di Pak Adjo bisa dan bahkan di poros tengah juga mungkin.

Tetapi yang paling penting, PKS tidak pernah membatasi kepada siapapun PKS melakukan komunikasi dan konsolidasi. A atau B mungkin atau kubu alternatif bagi PKS sangat mungkin,” jelas M Sodikin saat dihubungi Radar Sukabumi,  (22/1).

Apalagi, saat ini masih ada beberapa partai seperti Gerindra, PDIP dan Nasdem belum secara terang-terangan memberikan arah kemana akan berlabuh. Menurutnya, sikap fleksibel yang dilakukan PKS sebagai salah satu langkah untuk bisa mempermudah komunikasi antar partai.

Namun tentunya, hasil keputusan terakhir ada pada Dewan Syuro dan musyawarah sesuai dengan mekanisme. Bahkan, di PKS sendiri sangat memungkinkan selain dua kader yang ada dimunculkan, bisa saja dalam perjalanan ada kader lain yang dimuculkan diakhir-akhir.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *