Marwan : Kesadaran Soal Bencana Masih Rendah

Bupati Sukabumi Marwan Hamami saat diwawancari Radar Sukabumi soal bencana alam usai Launching Beasiswa Bupati Sukabumi 2020 Universitas Nusa Putra Sukabumi.

SUKABUMI — Bupati Sukabumi Marwan Hamami menghimbau kepada seluruh warga Kabupaten Sukabumi untuk meningkatkan kewaspadaannya dari berbagai potensi bencana alam di musim hujan. Himbauan ini, ditujukan bagi warga yang tinggal di daerah perbukitan dan tinggal di daerah bantaran sungai.

“Apalagi pada Februari 2020 nanti, Badan Meteorologi, Geofisika dan Klimatologi (BMKG) memprediksi bahwa puncak musim hujan di Kabupaten Sukabumi ini, akan meningkat di sertai angin kencang. Iya, informasinya BMKG itu menilai bahwa curah hujan di Kabupaten Sukabumi akan lebih ekstrim dari biasanya pada bulan Februari nanti,” jelas Marwan kepada Radar Sukabumi.

Bacaan Lainnya

Pada Februari nanti, sambung Marwan, kondisi air laut di daerah perairan Laut Selatan Sukabumi diprediksi akan terjadi gelombang tinggi atau angin barat. Untuk itu, pihaknya mengintruksi kepada seluruh jajarannya untuk meningkatkan kewaspadaannya dan siap siaga dari segala potensi bencana alam. Seperti banjir, longsor, pergerakan tanah, puting beliung dan lainnya.

“Baru-baru ini, kita sudah menggelar rapat koordinasi mengenai kesiagaan bencana dalam mengantisipasi terjadinya resiko bencana alam. Bahkan, kita sudah mendorong perihal kesiapan anggaran untuk kedaruratan kebencanaan pada tahun ini. Alhmadulillah, anggarannya lebih besar dari tahun sebelumnya. Iya, peningkatannya sekitar 25 persen dari tahun sebelumnya,” ujarnya.

Untuk itu, memasuki Februari tahun ini harus segera diantisiapai. Apalagi wilayah Kabupaten Sukabumi terdapat beberapa wilayah yang masuk lintasan patahan sesar Cimandiri. Pihaknya juga mengaku sudah berulang kali mengingatkan kepada dinas terkait untuk menyampaikan kepada warga yang tinggal di daerah patahan sesar Cimandiri. Seperti larangan soal infrastuktur pembangunan rumah di lokasi patahan sesar Cimandiri.

“Kita sudah mengimbau kepada mereka seperti di wilayah Curugkembar yang kondisi tanahnya sangat labil. Namun mereka tetap membangun rumah di lokasi itu dan akhirnya ketika ada aktivitas di dalam patahan bumi, rumah tersebut hancur,” tandasnya.

Menurut orang nomor satu di Kabupaten Sukabumi ini, perilaku dan kesadaran masyarakat menghadapi risiko bencana masih perlu ditingkatkan. Seperti membangun rumah tahan gempa maupun pembangunan infrastruktur di daerah rawan bencana.

“Kita sudah mempetakan kondisi itu, mulai dari camat, kades, kader hingga tokoh mayarakat setempat. Namun, persoalannya kesadaran dan prilaku masyarakat masih sangat minim. Seperti yang terjadi di wilayah Kecamatan Bantargadung, mereka sulit diberikan pemahamanan agar tidak membangun rumah tinggal di lokasi raawan bencana.

Padahal, tokoh masyarakat dan Pak Ustad di kampung itu sudah berulang kali memeberitahukan kepada masayarkatnya,” pungkasnya. (den/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *