Kematian Jenderal Soleimani, Iran Balas Dendam, Trump Mengancam

KOMPAK KUTUK AS: Ribuan warga Iran mengiringi peti jenazah Qasem Soleimani di Mashhad, kota terbesar kedua di Iran, kemarin. (Mohammad Hossein Taghi/EPA-EFE)

RADARSUKABUMI.com – Ketegangan seusai serangan Amerika Serikat (AS) yang menewaskan Mayor Jenderal Iran Qasem Soleimani Jumat (3/1) dini hari terus meninggi. Iran sudah menebar ancaman untuk melakukan serangan balasan. Ancaman tersebut langsung dibalas Presiden AS Donald Trump.

Sabtu (4/1) lalu rudal jatuh di wilayah dekat Kedutaan Besar AS dan lapangan udara di utara Baghdad, Iraq. Belum ada yang mengklaim serangan tersebut. Namun, Hashed Al Shaabi, kelompok militan pro-Iran, sudah memperingatkan agar warga Iraq menjauh dari fasilitas AS itu mulai kemarin (5/1).

Bacaan Lainnya

”Kami meminta seluruh petugas di negara ini menjaga jarak minimal 1 kilometer mulai Minggu pukul 17.00,” tulis Kataib Hezbollah, salah satu faksi Al Shaabi, seperti dilansir BBC.

Serangan dan peringatan dari Al Shaabi alias Popular Mobilization Forces (PMF) itu langsung memantik kemarahan Trump. Sabtu larut, ayah Ivanka tersebut langsung memaparkan bahwa AS memiliki data tentang 52 aset Iran di beberapa daerah.

Jika Iran benar-benar menyerang berbagai fasilitas milik AS, Trump mengancam akan balas menyerang aset-aset milik Iran itu. Jumlah 52 tersebut, menurut Trump, mewakili 52 warga AS yang pernah disekap di Iran pada 1979. ”Jika Iran menyerang warga atau aset Amerika, situs Iran yang penting untuk bangsa juga kebudayaan akan kami hancurkan,” ancam Trump.

Detail informasi mengenai 52 aset Iran yang disebutkan Trump belum jelas. Meski demikian, Iran tak khawatir dengan ancaman Trump. Mayjen Abdolrahim Mousavi, salah seorang petinggi militer Iran, mengatakan bahwa kecil kemungkinan Trump melaksanakan ancaman tersebut.

”Saya ragu mereka punya keberanian untuk memulai (konflik, Red),” cetusnya seperti dilansir IRNA, kantor berita pemerintah Iran.

Menurut Agence France-Presse, parlemen Iraq bakal menghelat sidang untuk mengevaluasi keberadaan tentara AS di dalam negara. Jika mendapatkan dukungan cukup, bisa saja Iraq mengusir personel militer yang bermarkas di Iraq.

Sementara itu, pasukan digital Iran melancarkan balasan terlebih dahulu. Tak lama setelah twit Trump soal 52 incaran, situs American Federal Depository Library Program diretas kelompok bernama Iran Cyber Security Group Hackers. Di laman utama mereka menuliskan pesan untuk AS dan seluruh dunia.

”Kami tak akan berhenti mendukung kawan di kawasan. Baik bangsa Palestina, Yaman, maupun Syria akan terus kami dukung,” tulis kelompok tersebut. (jpg)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *