Warga Karangtengah Tewas Ditabrak Kereta Api, Penyebabnya Bikin Ngelus Dada

Warga Karangtengah tewas ditabrak Kereta Api relasi Cianjur-Ciranjang

RADARSUKABUMI.com – Mamat (59) menjadi korban kecelakaan tertabrak kereta yang melaju dari Cianjur menuju Ciranjang. Kejadian tersebut berlokasi di Kampung Tanah Lapang RT1/RW4 Desa Hegarmanah, Kecamatan Karangtenga, Kabupaten Cianjur sekira pukul 07.30 WIB.

Sebelum terjadinya kecelakaan, Mamat sempat berjalan kaki di rel kereta api mengarah ke Cianjur dari kediamannya di Kampung Ciwaru RT1/RW1 Desa Hegarmanah Kecamatan Karangtengah.

Bacaan Lainnya

Namun almarhum kembali lagi menyusuri rel mengarah kediamannya. Saat di tengah jalan, ia kelelahan dan beristirahat duduk di atas rel dengan sendal jepit sebagai alasnya. Tak berselang lama, terdengar suara klakson dari kereta api Siliwangi yang mengarah menuju Ciranjang.

Salah satu saksi mata, Juli (44) sempat memberitahu korban. Namun ternyata, korban mengalami gangguan pendengaran.

“Jalan kaki dari arah Desa Hegarmanah ke arah Cianjur, gak lama balik lagi terus istirahat. Pas ada suara klakson, kita sudah dikasih tau ada kereta, berkali-kali dan bahkan klakson kereta terus terdengar,” ujarnya.

Kapolsek Karangtengah, Kompol S Widodo membenarkan kejadian tersebut setelah menggali informasi dari saksi di tempat kejadian perkara (TKP).

“Korban sebelum tertabrak kereta sempat diberitahu salah satu warga sekitar karena kereta akan melintas dan dari keterangan salah satu anak korban mengatakan bahwa ayahnya mengalami gangguan pendengaran akibat terjatuh dari pohon,” ungkapnya.

Pihak Polsek Karangtengah pun langsung melakukan olah kejadian perkara dengan memeriksa saksi, mengevakuasi korban ke rumah duka dan memanggil tim medis untuk mengetahui kondisi jenazah.

Namun, saat akan dibawa ke rumah sakit, pihak keluarga menolak untuk dilakukan autopsi dan lebih memilih untuk dikebumikan.

Dari hasil pemeriksaan medis Puskesmas Karangtengah, korban mengalami beberapa luka serius salah satunya patah kaki pada bagian kiri.

“Setelah melakukan evakuasi korban, pihak keluarga yang diwakili anak almarhum menolak untuk dilakukan autopsi dan memilih untuk langsung disemayamkan di rumah, kita pun mengarahkan untuk membuat surat pernyataan,” terangnya.

Sementara itu, Aef Sarpuloh (41) salah satu anak korban mengatakan, orangtuanya memang memiliki gangguan pendengaran sudah lama. Hal tersebut dikarenakan pernah mengalami insiden terjatuh dari pohon.

“Memang almarhum mengalami gangguan pendengaran dari dulu setelah terjatuh dari pohon,” tuturnya.

Pihak keluarga pun ikhlas dengan kepergian salah satu anggota keluarganya karena kecelakaan. Bahkan, pihak dari PT KAI sendiri sudah mendatangi kediaman almarhum dan berduka atas kejadian tersebut.

(RC/kim/pojokjabar/izo/rs)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *