Program Proliga Dongkrak Produksi Cabai Petani

Plt Sekretaris Balitbangtan sekaligus Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Holtikultura Kementan RI, Hardiyanto (kedua kanan) bersama unsur Pemerintah Kabupaten Sukabumi saat memperlihatkan hasil tanam cabai dengan program Proliga.

SUKARAJA – Upaya meningkatkan produksi cabai petani, Kementerian Pertanian RI melalui Badan Litbang Pertanian meluncurkan program Produksi Lipat Ganda (Proliga) di Kampung Pasirmuncang Desa Margaluyu Kecamatan Sukaraja, Kamis (6/12).

Peluncuran progam Proliga itu pun diharapkan mampu mendongkak produksi cabai merah nasional. Di mana, rata-rata produksi cabai merah di Indonesia hanya berkisar antara 10,2 ton/ha.

Bacaan Lainnya

“Proliga merupakan paket teknologi untuk melipatgandakan produksi cabai baik saat on season maupun off season,” ujar Plt Sekretaris Balitbangtan sekaligus Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Holtikultura Kementan RI, Hardiyanto kepada awak media disela-sela kegiatan.

Diterangkan Hardiyanto, Program Proliga yang digagas Badan Litbang Pertanian ini merupakan salah satu program untuk meningkatkan hasil panen dan menjaga pasokan cabai sepanjang tahun sehingga, dapat membantu mengurangi fluktuasi harga.

Tentunya untuk mengembangkan program tersebut harus ada sinergi antarkomponen teknologi yang harus diaplikasikan baik pada saat musim tanam maupun di luar musim. “Kita berharap dengan program Proliga produksi cabai bisa meningkat hingga dua kali lipat atau rata-rata 20 ton/ha,” harapnya.

Hardiyanto menambahkan, terpilihnya Kabupaten Sukabumi sebagai pengembangan program Proliga lantaran memiliki luas wilayah yang cukup besar, terlebih menjadi salah satu daerah sentra pertanian cabai merah.

Terlebih pemanfaat inovasi tekhnologi belum berjalan dengan baik. “Sebenarnya program ini sudah dilaksanakan di sejumlah daerah di Indonesia dan kali ini kita pilih Kabupaten Sukabumi.

Apalagi kabupaten ini belum menerapan inovasi teknologi sehingga, terlihat banyak lahan pertanian cabai yang terkena serangan virus kuning,” tambahnya.

“Dengan program Proliga petani tidak hanya bisa menanam cabai merah di saat musim tanam atau musim kemarau tetapi, di luar musim pun bisa (saat musim hujan). Dari hasil percobaan ini bisa dikatakan berhasil karena hasil produksi cabai meningkat hingga dua kali lipat,” sambung dia.

Menurut Hardiyanto ada lima komponen teknologi pengungkit utama cabai yakni penggunaan varietas unggul, penyemaian sehat, peningkatan populasi tanaman, pengelolaan tanah, hara dan air serta penerapan pengendalian hama terpadu.

Paket teknologi tersebut telah diuji cobakan di beberapa lokasi dan beberapa varietas cabai. Hasil uji coba menunjukkan bahwa paket teknologi Proliga mampu menghasilkan produktivitas sebesar 15.81 ton/ha hingga 22.78 ton/ha dengan keuntungan yang diperoleh petani Rp120.696.305 hingga Rp286.076.305 atau Rp15.087.038/bulan hingga Rp.35.759.538/bulan.

Sementara, Asisten Daerah II Setda Kabupaten Sukabumi Ahmad Riyadi mengapresiasi program Proliga yang digagas Badan Litbang Pertanian ini. Menurutnya, program Proliga akan sangat membantu petani untuk meningkatkan produktifitas bercocok tanam cabai.

“Kami akan mendorong agar program Proliga ini dapat diimplementasikan di kecamatan lainnya yang merupakan sentra pertanian cabai merah di Kabupaten Sukabumi,” terangnya.

Terpisahh, salah seorang petani cabai merah, Abdul Manan mengaku, Proliga ini memiliki beberapa keunggulan yang saat ini dirasakannya. Selain hasil produksi berlipat ganda, masa tanamnya pun tidak terpatok pada satu musim.

“Terima kasih kepada semua pihak yang sudah membantu dan mendukung petani di Desa Margaluyu dengan kebaradaan inovasi tekhnologi,” ucapnya.

Ia beraharap, tidak hanya produksi yang meningkat, tetapi nilai jual cabai pun bisa lebih tinggi atau menguntungkan petani. “Kita berharap, harga pun bisa stabil atau tidak sampai merugikan petani,” harapnya. (why/cr1/t)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *