Lina: Koperasi ‘Obat Ampuh’ Kikis Rentenir

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat dari Fraksi Gerindra Lina Ruslinawati
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat dari Fraksi Gerindra Lina Ruslinawati saat mengadakan reses di Desa Kalapanunggal Kecamatan Kelapanunggal, (03/12)

SUKABUMI – Banyaknya kasus dilapangan dan keluhan soal rentenir yang menjambur di berbagai wilayah Kota dan Kabupaten Sukabumi, menjadi sorotan publik. Bahkan tak sedikit masyarakat yang mengeluh akibat terjerat rentenir dalam bentuk bank emok dan bank keliling.

Hal ini tentunya harus menjadi perhatian serius dari pemerintah. Menanggapi hal tersebut Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat dari Fraksi Gerindra Lina Ruslinawati menegaskan bahwa untuk mengikis keberadaan bank keliling atau bank emok solusinya adalah kembali menghidupkan dan menumbuhkembangkan koperasi ditengah-tengah masyarakat.

Bacaan Lainnya

“Koperasi dari dulu sebagai soko perekonomian Indonesia, dari dulu tidak ada namanya tidak berhasil koperasi ini. Cuma masalahnya sekarang sistemnya lebih kapitalis yang berkembang sehingga keberadaan koperasi tersisihkan, padahal paling cocok di Indonesia soal ekonomi ya koperasi, “terang Lina kepada radarsukabumi.

Selain pembentukan koperasi, tentunya adanya dorongan pemerintah untuk menumbuhkan Usaha Kecil Menengah (UKM), dengan begitu banyaknya UKM bisa mensejahtrakan masyarakat lewat UKM, mereka sebagai pengusaha muda nantinya tidak akan tergantung kepada siapapun, mereka usaha sendiri dan berkiprah sesuai kemampuannya.

“Makanya setiap saya turun kelapangan, mendorong kepada pemuda dan masyarakat supaya segera berdikari (berdiri di kaki sendiri red), jagan menunggu bantuan pemerintah dan menunggu adanya lapangan kerja, tapi ciptakan lapangan kerja itu. Nah kehadiran pemerintah adalah membimbing dan memfasilitasi mereka dengan berbagai pelatihan, “terangnya.

Lebih lanjut dirinya mengatakan, ketika ekomoni tidak baik jangan sampai masyarakat terjerumus kepada hal negatif, salah satunya memimjam uang kepada bank keliling dan melakukan tindakan negatif.

Untuk itu dirinya menekankan, agar program ini berjalan seiringan tentunya harus adanya pembenahan sistem di masyarakat tentang peran ibu dalam rumah tangga.

“Jadi gini, kalau ibu rumah tangga sudah mencari nafkah sementara suaminya tidak ini menjadi repot juga. Mau jadi apa negara ini, kalau ibu-ibunya yang sebagai pencipta anak-anak berkualitas harus bekerja.

Karena lahirnya generasi berakualitas pendidikan pertamanya adalah pada ibu, yang mencari nafkah di pundak bapak-bapak, “tukasnya. (hnd/adv)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *