Oleh : Dudung Nurullah Koswara
(Ketua Pengurus Besar PGRI)
Ada satu lontaran pernyataan yang unik dari Kang Uu Sang Wagub Muda Jawa Barat. Ia mengatakan, Kita _terutam guru PNS_ adalah bagian penting dari pemerintah. Kita adalah pelayan masyarakat mewakili pemerintah. Kita punya kewajiban langsung melayani dan mengedukasi masyarakat melalui anak didik.
Kita adalah kepanjangan tangan pemerintah. Pemerintah saat ini puncak komandonya ada di seorang Presiden. Presiden kita saat ini adalah Jokowi. Maka simpulannya setiap guru PNS adalah kepanjangan tangan pemerintah. Kepanjangan tangan Presiden Jokowi. Pernyataan Kang Uu ini sangat mendasar dan elok.
Mengapa Saya katakan sangat mendasar? Karena tugas para pejabat negara, aparatur negara dan para guru adalah mengikuti program pemerintah. Setiap guru harus mengikuti dan menterjemahkan dengan baik program Jokowi. Jokowi adalah “kepala sekolah” besar se Indonesia.
Bahkan Kang Uu mengatakan, “Saya _para gubernur dan wakil gubernur_ harus mengikuti program Jokowi sebagai pimpinan pemerintahan”. Apalagi para guru sebagai PNS atau ASN di lingkungan Disdik Jawa Barat yang langsung menyentuh masyarakat. Guru adalah “wajah” pemerintah pelayan masyarakat terdekat.
Kita guru PNS, kita adalah wujud pemerintah. Masyarakat harus dilayani sebaik-baiknya. Proses pendidikan karakter dan gagasan revolusi mental dari pemerintah Jokowi harus ditindaklunjuti dengan baik oleh para guru. Guru punya tugas membentuk karakter Sang Anak didik. Tumbuh kembang akhlak anak didik adalah tanggung jawab para guru.
Kang Uu selanjutnya mengatakan, “Nabi diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia, bukan menyempurnakan ilmu”. Akhlak itu adalah karakter! Pernyataan Kang Uu ini sejalan dengan para cendikiawan Pendidikan yang mengatakan knowledge tidak lebih penting dari adab.
Adab lebih penting dari pengetahuan. Pengetahuan tanpa adab sangat berisiko menyimpang. Adab identikasi dari akhlak dan karakter. Pendidikan itu adalah proses memanusiakan manusia atau meng-adabkan manusia. Guru bertugas mutlak mendidik adab, agama dan intelektualitas anak didik.
Kang Uu secara tersirat menyatakan bahwa guru adalah “pertahanan negara”. Pendidikan yang baik akan melahirkan SDM unggul. SDM unggul akan melahirkan Indonesia maju. SDM unggul akan melahirkan warga masyarakat yang unggul. Warga masyarakat yang unggul dan sejahtera adalah pertahanan negara terbaik. Negara terbaik adalah negara yang aman, damai, sejahtera lahir bathin. Itu hanya bisa diraih dengan proses pendidikan. Guru aktor atau “provokator” utama di dalamnya.
Guru adalah aparatur negara dalam dimensi pendidikan. Pendidikan adalah sebuah dimensi paling strategis melebihi dimensi penting lainnya. Posisi guru adalah represntasi pemerintah dalam melayani masyarakat melalui dinamika layanan keberagaman potensi anak didik.
Bahkan Kang Uu mengatakan, “Tidak ada lagi istilah anak nakal di luar kegiatan sekolah seolah bukan tanggung jawab guru”. Setiap anak di sekolah dan di luar sekolah adalah tanggung jawab pemerintah dan guru. Guru adalah wujud dari pemerintah. Kang Uu seolah menjelaskan setiap guru 24 jam mengabdi pada masyarakat. wow!
Sungguh tidak ringan tugas guru. Pantas Mendikbud, Mas Nadiem Makarim mengatakan, “Tugas guru itu tugas tersulit! Namun guru adalah profesi paling mulia”. Wajar bila ada ungkapan mengatakan,”Negara maju karena guru dan negara mundur pun karena guru”. Bukan karena politisi atau yang lainnya.
Mengapa ada ungkapan itu? Karena politis dan profesi apa pun semuanya lahir dari tangan para guru. Tidak ada manusia sukses dan hebat keluar dari lubang batu. Semua manusia hebat keluar dari “lubang” pintu ruang kelas. Maka tak heran dikatakann, “Apa yang terjadi di ruang kelas adalah apa yang akan terjadi pada ruang masa depan”.
Makasih Kang UU Wagub Jawa Barat yang wow. Semoga kita semua warga Jawa Barat Bersama Ridwan Kamil dan Kang Uu Ruzhanul Ulum mampu menjadi provinsi paling juara lahir bathin se Indonesia. Jabar punya potensi menjadi percontohan provinsi terbaik. Amiiin yra.
