Jalan Bojong Jengkol Seperti Bubur

Sejumlah pelajar saat melintasi jalan berlumpur di jalan Bojong Jengkol - Miramontana yang kondisinya memprihatinkan, (3/11). (FOTO : FOR/RADAR SUKABUMI)

JAMPANGTENGAH – Jalan poros Bojong Jengkol Miramontana yang menghubungkan Kecamatan Jampangtengah dengan Kecamatan Purabaya kondisinya ancur seperti bubur, betapa tidak.

Selain berlubang dan dipenuhi lumpur, jalan yang merupakan milik pemerintah daerah Kabupaten Sukabumi ini, juga kerap menimbulkan kecelakaan.

Bacaan Lainnya

Abdillah Asmara (28) seorang warga Desa Nangerang, Kecamatan Jampangtengah mengatakan, jalan yang menghubungkan Desa Bojongjengkol dan Desa Nangerang, Kecamatan Kecamatan Jampngtengah dengan Desa Neglasari, Kecamtan Purabaya ini, menyebabkan warga kesulitan untuk melintas di jalan tersebut, apalagi saat musim hujan.

“Sepanjang sekitar 15 kilomter jalan Bojong Jengkol – Miramontana ini, aspalnya terkelupas,” jelas Abdillah saat dihubungi koran ini melalui telepon selulernya,  3/12).

Akibat kerusakan jalan ini, sambung Abdillah, arus transportasi di wilayah tersebut terhambat. Kendaraan roda dua maupun roda empat sangat kesulitan saat melintas di lokasi yang terdapat kubangan lumpur, terlebih ketika musim hujan tiba.

“Kondisi jalan rusak dan berlumpur ini, sudah berlangsung lebih dari 20 tahun. Warga di sini merasa kesal, jalan yang merupakan akses utama warga menuju tempat publik itu tak kunjung juga diperbaiki,” bebernya.

Setiap harinya, warga dari dua kecamatan tersebut, harus bersusah payah melewati jalan rusak itu, demi mendapat pelayanan baik pendidikan, ekonomi, kesehatan maupun keperluan lainya. Soalnya, itu merupakan satu-satunya akses yang bisa dilalui warga yang tergolong kondisi jalannya dirasa lebih baik.

“Iya, kasian warga. Bahkan, anak-anak sekolah dan guru yang berada di wilayah sini, banyak yang terlambat datang ke sekolahnya, karena mereka jalan kaki akibat dari jalan rusak itu,” bebernya.

Menurut Abdillah, jalan Bojong Jengkol – Miramontana mengalami kerusakan, akibat tidak adanya perawatan dari pemerintah daerah. Sehingga badan jalan ini cepat rusak.

“Di kala musim hujan kendaraan roda empat banyak yang tidak bisa melewati jalan tersebut, karena sangat dalam lumpurnya dan bannya bisa amblas. Sementara untuk kendaraan roda dua, banyak yang terjungkal karena licin, makanya para siswa dan guru sekolah di sana lebih memilih berjalan kaki,” tandasnya.

Sementara itu, Eka Nuraeni (27) warga Kampung Bojongwaru, RT (9/3) Desa Bojongjengkol, Kecamatan Jampangtengah mengatakan, jalan yang rusak tersebut terakhir di perbaiki pemerintah pada tahun 1997 silam. “Jalan yang berlumpur ini, telah diperbaiki pada 1997 lalu dengan panjang sekitar 5 kilometer,” katanya.

Akibat rusaknya akses jalan tersebut, selain menimbulkan kecelakaan, juga telah berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi warga. “Sudah belasan tahun warga dari dua kecataman ini, menikmati jalan berlumpur. Padahal, jalan tersebut merupakan denyut nadi kehidupan warga di sini,” timpalnya.

Untuk itu, dirinya bersama warga lainnya berharap kepada pemerintah agar memberikan perhatian khusus untuk melakukan perbaikan jalan rusak ini. “Saya berharap jalan ini segara diperbaiki, selain untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan lalu lintas, juga untuk menunjang pertumbuhan ekonomi warga,” pungkasnya. (den/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *