DPR RI Tegur PT GSI, Usut Tuntas Pungli Pencaker

Heri Gunawan Anggota Komisi XI DPR-RI Fraksi Partai Gerindra

SUKABUMI- Kasus pungutan liar (Pungli) para pencari kerja di pabrik besar menjadi perbincangan dan sorotan masyarakat. Salah satunya Pungli yang terjadi di PT Glostar Indonesia (GSI) Cikembar, Kabupaten Sukabumi. Bahkan, Wakil Ketua Fraksi Gerindra DPR RI, Heri Gunawan ikut angkat bicara.

Menurutnya, kasus Pungli Pencaker di PT GSI ini jangan sampai terus larut terjadi di Sukabumi, dan pihak PT GSI harus bertanggungjawab menyelesaikan masalah ini.

Bacaan Lainnya

Pihaknya mendorong kawan-kawan di DPRD Kabupaten Sukabumi untuk menyikapi permasalahan Pungli ini.

“DPRD bisa membentuk Panja atau pansus atas permasalahan tersebut. Apalagi di Sukabumi angka pengangguran tinggi tapi di sisi lain masih saja ada pencaloan tenaga kerja,” tandas Heri Gunawan kepada Radar Sukabumi, Minggu (8/12).

Pria akrab disapa Hergun ini mengatakan aparat penegak hukum dapat mengusut secara tuntas, termasuk jika ada indikasi oknum aparat pemerintah di tingkatan daerah yang ikut bermain dalam kasus tersebut. Begitupun dari pihak perusahaan yang ikut andil memuluskan para tenaga kerja melalui calo-calo tenaga kerja.

“Pemerintah daerah telah membuat regulasi aturan dalam Perda yang berisi bahwa perusahaan wajib lapor ketika membuka lowongan kerja. Hal ini untuk mengontrol penyalahgunaan percaloan kerja. Kalau ada indikasi sang calo bekerjasama dengan divisi perekrut tenaga kerja, usut tuntas saja,” beber politisi ramah ini.

Lanjutnya, betapa sulitnya melamar kerja menjadi buruh produksi di pabrik-pabrik Sukabumi untuk saat ini kata Hergun hampir tidak ada seleksi yang gratis, semua seleksi harus bayar, apalagi yang harus melewati calo yang meminta imbalan di muka hingga jutaan rupiah.

“Bagaimana mungkin calon tenaga kerja yang sangat membutuhkan penghasilan justru harus diperas di muka oleh calo-calo tenaga kerja pabrik hingga jutaan rupiah, demi mendapatkan penghasilan hanya setara UMR,” katanya.

Praktik pungli, kata Legislator asal Sukabumi ini merupakan praktek kanibal yang lebih kejam dari ‘ Sumanto’. Artinya sumanto hanya memakan mayat orang tapi bukan memakan rakyat kecil yang sedang berjuang mendapatkan penghasilan agar bisa bertahan hidup.

” Untuk itu praktik pencaloan di Sukabumi ini harus segera selesai. Kasihan dengan masyarakat kecil yang ingin bertahap hidup mencari penghasilan,” jelas Anggota Bamus DPR RI tersebut.

Ditambahkannya, mahalnya biaya masuk kerja di pabrik-pabrik menjadi salah satu faktor penyebab bahwa sulitnya calon tenaga warga lokal Sukabumi untuk bekerja di perusahaan.

“Seharusnya investasi di Sukabumi dapat memberi manfaat yang lebih baik guna mengurangi pengangguran, guna meningkatkan taraf hidup dan kemajuan warga Sukabumi sendiri,” imbuhnya.

Sebelumnya, pungutan liar para pencari kerja di Sukabumi masih bergentayangan. Sasaran empuk yang sering terjadi adalah pencaker di PT Glostar Indonesia (GSI) Cikembar. Kamis (28/11), Polsek Cikembar, Resort Sukabumi, meringkus seorang terduga pelaku pungli di lingkungan PT GSI. Berdasarkan informasi yang diperoleh Radar Sukabumi, pelaku diketahui berinisal OK (40) asal warga Desa Bojongraharja, Kecamatan Cikembar.

Ia dicokok jajaran Satuan Reserse Kriminal (Sat Reskrim) Polsek Cikembar setelah mendapatkan laporan dari korban pungli yang bernama Anjar Arifin (30) asal Kampung Cantayan, RT 4/1, Desa/Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi. (bal)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *