Batalkan Ekspor Benih Lobster Demi Kedaulatan Laut, Kata Kang Dedi

Ketua Tim Kampanye Jokowi-Ma'ruf Amin Daerah Jawa Barat Dedi Mulyadi

RADARSUKABUMI.com – Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi menyambut baik keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo yang membatalkan wacana ekspor benih lobster.

“Saya cukup bahagia wacana ekspor baby lobster dihentikan. Ini menunjukkan bahwa Menteri Kelautan dan Perikanan paham apa yang menjadi kebutuhan kelautan di Indonesia ke depan,” ujar disela kegiatan reses di Purwakarta, Kamis (26/12).

Bacaan Lainnya

Kang Dedi, sapaan akrabnya, mendorong pemerintah dalam hal ini Kementerian KKP fokus dalam upaya peningkatan teknologi kelautan untuk menjaga kedaulatan laut di Indonesia.

Politisi Golkar ini juga meminta pemerintah untuk semakin tegas dalam menangani para pencuri ikan. Selain itu, para pelaku pencemaran laut termasuk yang merusak terumbu karang dan pasir pantai juga harus ditindak tegas.

“Tindakan tegas ini perlu untuk memberikan efek jera. Ini yang harus menjadi fokus,” katanya.

Soal benih lobster, Dedi berharap Pusat Pelaporan Analisis dan Transaksi Keungan (PPATK) terus mengusut dugaan aliran dana hingga Rp 900 miliar hingga Rp 1 triliun lebih terkait ekspor ilegal benih lobster.

“Itu harus diusut. Karena kalau tidak diusut, tindakan ilegal pasti akan terus berjalan. Harus diusut biar ada efek jera,” ucapnya.

Dalam kesempatan itu, Dedi juga menyarankan pemerintah meningkatkan mutu dan kurikulum pendidikan khusus sekolah yang berdekatan dengan laut.

Menurut Dedi, bukan hanya standar sekolah yang ditingkatkan tetapi pembiayaan dan teknologi, termasuk tenaga pengajarnya harus disesuikan.

“Bukan sekadar sekolah kelautan, tapi pendidikan Indonesia yang anak-anak di pinggir pantai belajar mengenai kelautan. Satu saja fokusnya,” ujarnya.

Sejak awal wacana ekspor, Dedi sendiri telah menolaknya. Ia menilai ekspor malah akan sangat merugikan karena negara lain bisa mendapat untung lebih besar dengan melakukan budi daya. Salah satu yang diuntungkan adalah Vietnam.

Jika keran ekspor tersebut dibuka, maka lobster yang telah dibudidayakan akan kembali diimpor oleh Indonesia dengan harga yang jauh lebih mahal saat ekspor. “Jangan tergiur keuntungan sesaat,” ucap Dedi.

Seperti diketahui, hai ini Menteri Edhy membatalkan wacana ekspor setelah mengunjungi kawasan pembudidayaan lobster di Telong Elong, Kecamatan Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat.

Ia menilai budi daya lobster di tempat tersebut behasil sehingga keran ekspor tak jadi dibuka.

(rmol/izo/rs)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *