Krisis Air Bersih Masih Landa Ciembe

Sejumlah warga Kampung Ciembe RT5/1, Desa Padabeunghar, Kecamatan Jampangtengah mengantre untuk memperoleh air bersih. (Dok Radar Sukabumi)
Sejumlah warga Kampung Ciembe RT5/1, Desa Padabeunghar, Kecamatan Jampangtengah mengantre untuk memperoleh air bersih. (Dok Radar Sukabumi)

JAMPANGTENGAH – Meski beberapa hari ini sudah mulai turun hujan, namun krisis air bersih masih terjadi di sejumlah daerah di wilayah Kabupaten Sukabumi. Seperti yang terjadi di Kampung Ciembe RT5/1, Desa Padabeunghar, Kecamatan Jampangtengah, warga masih kesulitan mendapatkan air bersih untuk keperluan Mandi, Cuci dan Kakus (MCK).

Dari informasi yang diperoleh Radar Sukabumi, sudah hampir lima bulan sebagian besar sumber air milik warga sudah mengering. Sehingga, warga harus berjalan hingga ratusan meter dan rela mengantre untuk mendapatkan air bersih.

Bacaan Lainnya

“Sudah lama warga kesulitan mendapatkan air. Untuknya masih ada satu sumur milik warga yang tidak mengering sehingga bisa dimanfaatkan untuk minum. Ya, meski kami harus rela mengantre setiap harinya karena semua warga hanya mengandalkan air dari sumur tersebut,” kata salah seorang warga setempat, Rini (37) kepada Radar Sukabumi, kamis (31/10).

Rini melanjutkan, bagi warga yang rumahnya berdekatan dengan Sungai Cimandiri mereka terkadang memanfaatkannya untuk keperluan MCK. Namun, untuk keperluan minum semua warga menyerbu sumber air yang sama.

“Warga terkadang memanfaatkan air Sungai Cimandiri kalau untuk keperluan MCK. Tetapi untuk air minum, tetap saja memanfaatkan sumur ini. Kadang kami harus antri dari pagi hari, sebab jika terlalu siang mungkin akan lama mendapatkannya,” ujarnya.

Senada dikeluhkan warga lainnya, Esih (40). Ia mengaku lelah dengan kondisi krisis air bersih ini lantaran setiap harinya harus pulang pergi demi mendapatkan air bersih. “Bagai mana tidak melelahkan setiap harinya saya pulang-pergi hanya untuk memperoleh air bersih,” keluhnya.

Menurutnya, untuk keperluan minum setiap harinya bisa saja warga membelinya. Namun, tentunya hal ini menambah beban warga apabila harus mengluarkan uang setiap harinya.

“Di sini juga ada yang menjual harganya Rp120 ribu pertanki. Tapi kami tidak punya cukup uang kalau harus membelinya setiap hari,” ucapnya.

Sebab itu, warga meminta agar pemerintah dapat segera turun tangan dan membantu warga yang saat ini kesulitan air bersih.

“Kami berharap pemerintah bisa membantu warga yang saat ini masih kesulitan mendapatkan air bersih,” harapnya. (bam/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *