Teh Dessy : BPJS Naik Beban Masyarakat

Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat dari Fraksi PAN, Dessy Susilawati

SUKABUMI – Penetapan kenaikan tarif premi BPJS Kesehatan oleh Pemerintah pusat yang akan diberlakukan pada 2020 mendatang menuai kontroversi. Kali ini, Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat dari Fraksi PAN, Dessy Susilawati angkat bicara.

Menurutnya, kenaikan iuran BPJS Kesehatan ini sangat membebankan masyarakat. Apalagi tidak diimbangi dengan peningkatan perekonomian masyarakat, sehingga akan menjadi permasalahan masyarakat.

Bacaan Lainnya

” Saya tidak setuju dengan sikap pemerintah yang menaikan iuran. Ini menjadi beban masyarakat,” ujarnya.

Apalagi saat ini pelayanan BPJS kesehatan di Jabar belum bisa dibilang maksimal pelayanannya. Masih banyak masyarakat yang mengeluhkan pelayanan penerima manfaat BPJS kesehatan.

” Saya sering mendapatkan informasi keluhan warga khususnya warga Kota dan Kabupaten Sukabumi. Pelayanan ini lah itu lah. Belum juga percaya 100 persen, sudah dinaikan, bagaimana nanti kalau sudah naik,” jelasnya.

Bahkan kalau melihat partisipasi masyarakat terhadap BPJS kesehatan pun kurang. Terlihat banyaknya masyarakat yang enggan membayar premi BPJS Kesehatan setiap bulannya. ” Harga sebelumnya juga sudah banyak yang tidak bayar, apalagi nanti kalau sudah naik. Jangan memberikan kesulitan untuk masyarakat,” ungkapnya.

Selain itu Perempuan Asli Sukabumi mencermati kalau pembayaran BPJS Kesehatan kepada rumah sakit pun tidak tepat waktu. Berdasarkan Data BPJS Kesehatan Kedeputian Wilayah Jawa Barat, data keuangan dari Januari 2019 hingga 31 Oktober 2019 masih ada klaim yang belum dibayarkan oleh BPJS.

” Seperti halnya Rumah sakit Jampang Kulon milik Provinsi Jabar. Masih menunggu antrian pembayaran, hingga saat ini masih ada Rp. 14 Miliar yang belum terbayarkan,” katanya.

Padahal pihak rumah sakit sangat membutuhkan anggaran tersebut, untuk keperluan pembelanjaan peralatan dan biaya operasional rumah sakit. ” Keuangan rumah sakit itu kan kembali lagi ke rumah sakit, kalau terlalu lama pembayarannya bagaimana rumah sakit bergerak,” pungkasnya. (bal/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *