Diterjang Pergerakan Tanah, 15 Rumah Rusak

PENGECEKAN: BPBD Kabupaten Sukabumi saat melakukan pengecekan bencana pergerakan tanah di Kampung Cieurih RT1/8, Desa Sukasirna, Kecamatan Cibadak.

CIBADAK — Sebanyak 15 rumah di Kampung Cieurih RT1/8, Desa Sukasirna, Kecamatan Cibadak, rusak akibat diterjang pergerakan tanah, Senin (11/11).

Dari informasi yang diperoleh Radar Sukabumi, akibat bencana pergerakan tanah ini mengakibatkan tiga rumah mengalami rusak sedang dan 12 unit rusak ringan dan 18 Kepala Keluarga (KK) dengan 58 jiwa terancam bencana tersebut.

Bacaan Lainnya

Sekretaris Desa Sukasirna, Lukman Hakim menjelaskan, pergerakan tanah terjadi sejak satu minggu yang lalu. Sedangkan, lebar retakan di rumah warga hingga mencapai 15 sentimeter dengan kedalaman retakan sekitar tiga meter.

“Ada tiga rumah yang rusak parah retakannya sekitar dari 10 sentimeter sampai 15 sentimeter. Sementara retakan di rumah lainnya tidak begitu parah,” jelas Lukman, Senin (11/11).

Sejauh ini, lanjut Lukman, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi terkait peristiwa ini. Saat ini, pemerintah setempat bersama warga sudah berupaya menutup retakan dengan tanah sesuai arahan dari BPBD.

“Kita sudah padatkan dan tutup kembali retakan itu. Kalau misalnya ada rekatan lagi baru ngundang PVMBG Bandung,” paparnya.

Sementara itu, Koordinator BPBD Kabupaten Sukabumi, Daeng Sutisna mengatakan, setelah adanya informasi pergerakan tanah dari pemerintah desa setempat, petugas BPBD langsung melakukan pengecekan di kolasi kejadian.

“Petugas sudah melakukan assessement di lokasi kejadian dan terdapat 12 rumah rusak ringan serta tiga rumah rusak sedang. Selain itu, terdapat 58 jiwa dan 18 KK yang terancam bencana ini,” ucapnya.

Disinyalir, pergerakan tanah terjadi akibat musim kemarau yang berkepanjangan sehingga terjadi retakan tanah dan membuat lantai dan dinding rumah warga retak. Untuk memastikan penyebabnya, BPBD telah berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMKG) untuk meriset tanah di kampung tersebut.

“Kami menduga kejadian ini dikarenakan cuaca kemarau yang panjang sehingga terjadi retakan tanah. Kami juga sudah berkoordinasi dengan PVMKG untuk mengecek bencana alam ini,” imbuhnya.

Daeng menghimbau, warga agar dapat meningkatkan kewaspadaan terkait dengan adanya pergerakan ini dan jika terjadi pergerakan tanah yang sama bisa segera melaporkan kepada pemerintah setempat agar segera ditangani.

“Bersama pemerintah desa, kami, dan warga sudah melakukan pemadatan tanah yang mengalami retak. Meski begitu, kami menghimbau agar warga selalu waspada,” pungkasnya. (bam/t)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *