Korban Penyalahgunaan Narkoba Dibina

PEMBINAAN : Beberapa warga yang menjadi korban penyalahgunaan narkoba, saat mengikuti pembinaan dari Balai IPWL Yayasan Catur Wangsa Nusantara di Desa Parungseah, Kecamatan Sukabumi.

SUKABUMI – Puluhan warga Kota dan Kabupaten Sukabumi yang menjadi korban penyalahgunaan narkotika, mendapatkan pembinaan dari Balai Instuisi Penerima Wajib Lapor (IPWL) Yayasan Catur Wangsa Nusantara.

Berdasarkan informasi yang tercatat di Balai IPWL Yayasan Catur Wangsa Nusantara, terhitung sejak Januari sampai Agustus 2019, terdapat 80 warga yang menjalani rawat jalan akibat mengkonsumsi obat terlarang. “Dari puluhan pengguna narkotika ini, 10 diantaranya menjalani rawat inap,” jelas Kepala Balai IPWL Yayasan Catur Wangsa Nusantara, R Wikra Febrian Kusumah kepada Radar Sukabumi, kemarin (3/11).

Bacaan Lainnya

Puluhan korban narkotika tersebut, sambung R Wikra, kebanyakan berusia produktif mulai dari usia 12 sampai 35 tahun. Mereka sering mengkonsumi ganja, sabu dan obat terlarang lainnya. Namun, yang paling banyak menggunakan obat tramadol dan eksimer.

“Kami fokus pada rehabilitasi para korban, mereka diberikan penanganan, pemberdayaan dengan tujuan agar bisa sembuh dari keluar dari belenggu narkotika,” ujarnya.

Pembinaan yang dilakukan Yayasan Catur Wangsa Nusantara lebih ke arah pendekatan persuasif mencakup aspek sosial, keagamaan, hingga pemberdayaan. Sehingga, nantinya mereka diharapkan bisa mengubah perilaku melalui terapi. “Kami mulai dari hal-hal yang sederhana dulu.

Misalnya kita buka diskusi, motivasi interviewing, termasuk mengenalkan kembali mereka dari sisi keagamaan. Kita ajak mereka salat berjamaah dan lainnya,” paparnya.

Berdasarkan hasil survai, ujar R Wikra, ternyata banyak penyebab mereka terjerumus jadi penyalahguna narkoba. Kebanyakan dipicu akibat pergaulan dan lingkungan serta disharmonisasi keluarga.

“Kondisi peredaran narkoba sekarang sudah sedemikian masif. Yang menjadi keprihatinan sekarang, narkoba sudah merambah kalangan pelajar. Ini yang jadi miris. Bahkan mereka jadi addict, terutama penggunaan obat analgesic, satu diantaranya tramadol dan eksimer,” ujarnya.

Untuk itu, upaya yang mesti diantisipasi saat ini adalah pemahaman bahayanya mengonsumi narkoba. Di sebagian korban penyalahguna, kata Wikra, alasan mereka menggunakan narkoba karena seperti gaya hidup. “Bagi mereka narkoba sudah seperti life style. Ini yang harus kita antisipasi,” akunya.

Sebab itu, pihaknya terus menjalin kersama dengan seluruh stakeholder. Seperti BNNK Sukabumi, pemerintah dan lembaga kompeten lainnya untuk melalukan sosialisasi dan edukasi kepada warga mengenai Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GNP).

“Saya berahrap semua elemen dapat berperan aktif memberantas peredaran naroba. Karena sudah jelas, hal ini dapat merusak generasi bangsa,” pungkasnya. (den/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *