Kekuatan Tersembunyi Partai Non Parlemen

Pengamat Politik Munandi Saleh

SUKABUMI – Pengamat Politik Munandi Saleh mengatakan, kekuatan parpol Non-parlemen dalam Pilkada 2020 mendatang sangatlah kuat.

Asal, parpol tersebut menggalang kekuatan dalam sebuah wadah perkumpulan parpol Non-parlemen. Bahkan, kapasitas parpol Non-parlemen bisa sejajar dengan parpol yang memiliki kursi di DPRD, dengan catatan mereka harus bergabung.

Bacaan Lainnya

“Sangat mungkin, mereka (Parpol Non-parlemen red) menjadi parpol yang memiliki daya tawar tinggi. Hal itu ketika beberapa parpol Non-parlemen bersatu dalam satu visi dan misi jelang pilkada 2020, “cetusnnya.

Untuk di Kabupaten Sukabumi sendiri, ada beberapa parpol Non-parlemen. Mulai dari parpol Hanura, Perindo, PSI, Berkarya, PBB, Garuda, dan PKPI. Jika mereka bersatu dan jumlah suara saat pemilu kemarin dijumlahkan bisa saja maju untuk mengusung calon.

Namun, tentunya suara dari tujuh parpol tersebut harus memenuhi syarat yakni harus mencapai 15 persen dari jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) di Kabupaten Sukabumi.

“Saya rasa tidak ada masalah, jika semua parpol Non-parlemen bersatu dan berkomunikasi. Dan itu sangat memungkinkan terjadi di Kabupaten Sukabumi, “cetusnya.

Menurutnya, dalam pilkada itu jauh berbeda dengan pileg. Jika bacalon yang nantinya di usung oleh partai Non-parlemen popularitas dan elektabilitasnya tinggi sangat mungkin bisa memenangkan pilkada.

“Ya soal menang tidaknya, jangankan parpol Non-parlemen. Jika parpol yang memiliki kursi juga ketika calon yang diusungnya jelek, atau dalam kata lain calon dimata masyarakat dinilai buruk bisa saja kan kalah, “terangnya.

Menurutnya, dalam pilkada peluang kemenangan tidak bisa diprediksi secara hitung-hitungan diatas kertas. Makanya, dirinya berpendapat peluang parpol Non-parlemen ada untuk kearah sana. “Saya tidak berbicara menang, tapi lebih kepada mengusulkan calon dulu. Mereka bisa kalau raihan suaranya mencapai 15 persen. Jika kurang, mereka juga harus mencari parpol lain untuk bergabung, “tukasnya.

Pasalnya, dalam politik yang berpengaruh dalam pilkada itu adalah bagaimana si calonnya bisa membangun komunikasi politik dengan berbagai dimensi di masyarakat. Banyak, terjadi seperti di daerah Bogor pas waktu lalu ketika Bima Arya maju.

“Karena pilkada itu sebuah keniscayaan, dan semua yang tidak mungkin bisa menjadi mungkin. Jika calonnya membangun relasi dengan baik semua bisa terjadi, “tukasnya. (hnd)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *