Tanggal 13 Oktober, Daerah Ini Bakal Alami Hari Tanpa Bayangan

hari tanpa bayangan
Ilustrasi hari tanpa bayangan

RADARSUKABUMI.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta bakal mengalami fenomena hari tanpa bayangan pada pertengahan Oktober 2019.

Kepala Kelompok Data dan Informasi Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta Etik Setyaningrum, Rabu (2/20/2019) mengatakan wilayah Yogyakarta yang berada di selatan garis katulistiwa akan mengalami hari tanpa bayangan atau kulminasi matahari pada 13 Oktober 2019 pukul 11:24 WIB.

Bacaan Lainnya

“Saat itu posisi Matahari tegak lurus tepat di atas wilayah Yogyakarta. Bila kita berada di luar seakan-akan tidak ada bayangan yang muncul,” kata Etik.

Ia menjelaskan pada saat terjadi kulminasi, matahari akan tepat berada di atas kepala pengamat atau di titik zenit. Akibatnya, bayangan benda tegak akan terlihat menghilang karena bertumpuk dengan benda itu sendiri.

“Di Indonesia rutin terjadi setahun dua kali fenomena hari tanpa bayangan itu. Sesuatu yang normal. Kondisi ini terjadi berkenaan dengan posisi gerak semu harian matahari,” kata dia.

Menurut dia, suhu udara saat terjadi kulminasi matahari pada umumnya akan terasa lebih panas. Ia mencontohkan, pada Oktober 2018 suhu maksimum di wilayah DIY mencapai 34,8 derajat Celcius.

Kondisi cuaca panas seperti itu lazim terjadi pada September-Oktober mengingat posisi semu matahari berada dikisaran wilayah Yogyakarta. Pada bulan-bulan tersebut juga masih masuk periode musim kemarau.

BMKG Yogyakarta memprakirakan awal musim hujan 2019/2020 di DIY pada November 2019 atau mundur 10 hingga 20 hari dari prakiraan normal.

“Diprakirakan pancaroba atau peralihan musim (kemarau ke musim hujan) berlangsung pada pertengahan atau akhir Oktober 2019,” kata Etik.

Menghadapi kondisi iklim saat ini, ia mengimbau masyarakat mengurangi aktivitas ke luar ruangan jika tidak terlalu penting untuk menghindari cuaca panas serta menghemat air karena masih dalam periode kemarau.

“Hindari membakar sampah sembarangan untuk menghindari kebakaran dengan karakter periode musim kemarau yang kering ini,” kata dia.

(Antara/izo/rs)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *