Indonesia vs Vietnam, Jangan Bergantung Keberuntungan

Para penjaga gawang Indonesia saat menajalani latihan resmi menjelang pertandingan babak kualifikasi Piala Dunia 2022 di Stadion I Wayan Dipta, Gianyar, Bali

GIANYAR – Raut wajah Simon McMenemy mendadak berubah. Arsitek timnas Indonesia itu seperti menahan amarah ketika mendengar satu pertanyaan dalam sesi jumpa pers kemarin. Yakni, pertanyaan soal banyaknya kritik dan tekanan atas hasil buruk timnas di tiga laga Kualifikasi Piala Dunia 2020.

Dalam tiga pertandingan, timnas mencatat hat-trick kalah. Ini yang kemudian memunculkan keraguan publik jelang laga timnas menjamu Vietnam di Stadion Kapten I Wayan Dipta nanti malam.

Bacaan Lainnya

“Saya dalam tekanan ?

Ya, saya sudah merasakan itu ketika setuju jadi pelatih timnas,” ujar McMenemy. “Ketika saya mewakili 250 juta harapan masyarakat sepak bola negeri ini untuk memberi prestasi, tidak mungkin saya tidak dalam tekanan,” tegasnya.

“Lawan Vietnam tentu tidak mudah, tapi saya merasa besok (nanti malam, red) adalah waktunya pembuktian untuk tim,” lanjutnya.

Pelatih asal Skotlandia itu membeberkan alasan soal jebloknya performa skuad Garuda. Lagi-lagi, dia menyoroti soal kebugaran. Dia merasa sendirian ketika anak asuhnya kelelahan membela timnas, gara-gara Liga 1 yang masih berjalan.

“Penjadwalan Liga di Indonesia adalah masalah. Itu harusnya diselesaikan bersama, saya bingung menjawab bagaimana solusinya. Itu harusnya jadi tantangan bersama,” katanya.

McMenemy menjelaskan, dirinya sudah memberikan semua opsi untuk mengatasi kondisi fisik pemain. Salah satunya adalah banyak melakukan rotasi pemain di setiap pertandingannya.

“Saya tidak bisa paksa pemain untuk terus berlari. Kalau ada yang lebih segar di bench, saya akan memakainya. Masuk timnas itu standarnya lebih tinggi, tidak boleh dalam keadaan lelah ketika bergabung,” terang mantan pelatih Bhayangkara FC itu.

McMenemy menyadari, banyak yang pesimistis dengan laga malam nanti. Apalagi, Vietnam adalah tim yang memiliki ranking FIFA terbaik di kawasan Asia Tenggara. Per September lalu, Vietnam nangkring di peringkat ke-84. Bandingkan dengan Indonesia yang masih terseok-seok di urutan ke-167.

Ketima timnas dibantai Uni Emirat Arab lima gol tanpa balas, Vietnam justru sukses mempermalukan Malaysia di Hanoi dengan skor tipis 1-0.

Namun, McMenemy punya alasan untuk optimistis. Yakni, soal pemilihan venue laga di Stadion Kapten I Wayan Dipta. Menurutnya, stadion yang menjadi kandang Bali United itu, banyak memberikan keberuntungan buat McMenemy. Ketika masih menangani Bhayangkara FC, McMenemy selalu menang setiap melawat ke Stadion I Wayan Dipta.

“Saya memang tidak pernah kalah di sini (Stadion Kapten I Wayan Dipta), keberuntungan itu dalam dua musim ada di saya,” lanjut McMenemy bangga. “Tapi saya tetap tidak mau bergantung pada itu,” tegasnya. Artinya,Pelatih asal Skotlandia itu ingin kemenangan diraih anak asuhnya melalui perjuangan di lapangan.

McMenemy juga menyinggung soal pengalamannya ketika masih menjadi pelatih timnas Filipina. Pada Piala AFF 2010, skuad asuhannya bisa menaklukkan Vietnam dengan skor 2-0. Hebatnya, kemenangan itu diraih di depan pendukung pendukung Vietnam. McMenemy juga paham kultur sepak bola Vietnam.

Satu musim dia pernah berkarir di sana. Yakni ketika membesut tim Dong Tam Long An FC pada 2011. “Sekarang tentu banyak berubah. Pada 2010 di Piala AFF mainnya mudah ditebak. Tapi sekarang dalam 3-4 tahun terakhir semuanya berubah,” ucapnya.

Lalu, apakah ada perubahan komposisi di skuadnya ? Pertanyaan itu muncul seiring tuntasnya proses naturalisasi Otavio Dutra. Meski baru bergabung, McMenemy memberi sinyal untuk memainkan bek Persebaya Surabaya itu. McMenemy mengatakan, Dutra sudah tidak perlu lagi adaptasi karena pernah dipanggilnya untuk ikut training camp pertama sebelum melawan Malaysia (5/9) dan Thailand (10/9).

“Banyak yang bertanya kenapa saya panggil Dutra meski belum jelas WNI-nya. Saya bisa menjawabnya sekarang, dia saya panggil agar memahami strategi saya lebih dulu bersama Indonesia. Ketika saya butuh dan proses WNI-nya selesai, dia tidak perlu adaptasi lagi. Sekarang saatnya,” papar McMenemy.

Sementara itu, Pelatih Vietnam Park Hang-Seo melihat Indonesia tetaplah tim yang kuat. Dia sangat mewaspadai seluruh pemain yang ada, terutama pemain naturalisasi. “Apalagi saya dengar mereka mendapat tambahan satu lagi pemain naturalisasi asal Brasil,” ucap Park.

Park sangat mewaspadai Irfan Bachdim, Alberto Goncalve, dan Stefano Lilipaly. Baginya, tiga pemain ini bisa jadi motor serangan yang berbahaya bagi Indonesia “Indonesia juga ingin menang besok (nanti malam, red), mereka juga percaya diri. Saya katakan kami siap untuk itu dan ingin mendapatkan hasil yang baik,” ungkapnya. (rid/bas)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *