Keren, Dosen UMMI Jadi Guest Lecturer di Thailand

Ketua Prodi Sastra Inggris sekaligus Pembina Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Lingkung Seni Sunda dan Ketua Tim Naskah UMMI, Fenty Sukmawaty menjelaskan Manuscript ("Az-Zikra") and Cross Culture Understanding saat menjadi guest lecturer di Yala Rajabath University Thailand.

SUKABUMI – Satu lagi prestasi yang membanggakan bagi Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI). Kali ini bukan prestasi berupa piala, namun lebih dari itu dosennya yang bernama Fenty Sukmawaty didaulat menjadi dosen tamu (guest lecturer) di Yala Rajabath University Thailand, baru-baru ini.

Hal ini menjadi bukti konkret bahwa UMMI sebagai salah satu kampus ternama di Sukabumi, mempunyai dosen pengajar berkualitas, tidak kalah dengan dosen perguruan tinggi ternama di kota-kota besar.

Bacaan Lainnya

Sebagai dosen tamu, Fenty yang dikenal cerdas dan punya segudang prestasi khususnya di bidang seni tersebut tidak menyia-nyiakan kesempatan berharga. Perempuan berhijab yang berhasil menyandang gelar Doktor dari Universitas Padjadjaran (UNPAD) ini mengambil tema ” Manuscript (“Az-Zikra”) and Cross Culture Understanding” saat menjadi guest lecturer di universitas terkenal di Negeri Gajah Putih.

“Tema ini diambil dengan tujuan untuk mengenalkan kekayaan khazanah naskah Nusantara, hasil karya besar peninggalan nenek moyang bangsa Indonesia berupa tulisan tangan yang isinya berupa ide-ide, pikiran, dan gagasan dari leluhur bangsa Indonesia pada masa lalu,” tuturnya.

Ditegaskan Fenty, seluruh isi naskah tersebut sangat berguna untuk masyarakat di masa lalu, masa kini dan masa yg akan datang. Khususnya yang diangkat adalah naskah Az-Zikra, yang berisi tentang pengingat kematian.

“Bahwa dalam hidup ini harus ada yang dipersiapkan untuk bekal kehidupan akhirat,” ulasnya.

Selain itu, dalam lawatannya ke Yala Rajabath University Thailand, secara khusus pihaknya juga akan memperkenalkan bagaimana budaya bangsa Indonesia yang berbudi luhur, khususnya yang sangat berguna dalam bidang pendidikan.

“Tentunya di sana saya tayangkan juga film pendek karya Jonggi, seorang siswa SMA Negeri 3 Kota Sukabumi dengan judul “Divergensi”. Film ini mendapat penghargaan Australia-Indonesia,” tuturnya.

Ia sangat bangga akan film tersebut, karena memiliki pesan moral yang sangat dalam terhadap kondisi riil pendidikan di Indonesia.

“Divergensi ini salah satu karya anak bangsa yang memperoleh penghargaan Australia-Indonesia, yang menceritakan pendidikan di Indonesia tidak mengenal kasta, termasuk juga para penyandang disabilitas. Semua mempunyai hak yang sama untuk belajar,” tambahnya.

Fenty yang juga menjabat sebagai Ketua Program Studi (Prodi) Sastra Inggris sekaligus Pembina Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Lingkung Seni Sunda UMMI, dan Ketua Tim Naskah UMMI ini mencontohkan bahwa di kampus UMMI juga terdapat mahasiswa penyandang disabilitas, dan diterima apa adanya.

“Di jurusan Sastra Inggris ada yang tuna netra yang membahagiakan adalah mahasiswa tersebut dapat mengikuti perkuliahan tanpa adanya hambatan yang berarti,” terang staf pengajar di Pascasarjana UMMI itu.

Selanjutnya dalam penyampaiannya diakhiri dengan penayanagn film pendek yang berjudul Sekolah Dalam 3 Babak, juga karya kerennya Jonggi.

Film ini mengisahkan tentang kehidupan anak muda yang gigih dalam belajar yang disertai dengan semangat, keresahan serta penyerahan diri pada yang kuasa. Dan pada akhirnya kemenangan yang didapat. “

Tentunya kesempatan ini tidak disia-siakan, karena selain membawa nama baik kampus juga tentu saja nama baik bangsa,” ulasnya bangga.

Para audience sangat antusias, memperhatikan materi yang disampaikan dosen kece besutan UMMI itu. Apalagi mahasiswa Thailand, banyak belajar dari isi materi yang disampaikan.

“Keingin tahuan mereka sangat tinggi, terbukti banyak yang bertanya ingin lebih mengenal bangsa Indonesia dan Alhamdulillah saya sangat bersyukur sekali karena mendapat sambutan yang sangat bagus dan hangat,” pungkasnya. (sri)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *