Video ‘Liburan dari Neraka’ Sindir Wisata Berburu di Sukabumi

Ilustrasi berburu

SUKABUMI, RADARSUKABUMI.com – Sebuah akun instagram @animalstoriesindonesia mengunggah sebuah video yang menampakkan kegiatan perburuan dengan lokasi di Sukabumi. Video tersebut dibuka dengan narasi yang sangat keras, yakni ‘Liburan dari Neraka’.

Video tersebut diposting pada Selasa (22/10/2019) menyoroti tentang kegiatan wisata berburu dengan yang ada di Sukabumi.

Bacaan Lainnya

“Wisata berburu? Wisata tanpa berburu jauh lebih baik. Kita bisa menyaksikan lucunya tingkah laku satwa di alam bebas, daripada setumpuk bangkai di belakang mobil pick up. SHOOT A SELFIE, NOT ANIMALS!!! Salam Lestari. Tetap Selamatkan Satwa Indonesia,” tulisan pada caption video ‘Liburan dari Neraka’ di Sukabumi tersebut.

Sebagai bentuk kritikan terhadap Sukabumi yang menyajikan wisata berburu, akun menyertakan link laman petisi Change.org. Isinya adalah permintaan agar Pemerintah Kabupaten Sukabumi menutup Cikidang Hunting Resort. Postingan itu telah dapat view tak kurang dari 23 ribu kali.

Cikidang Hunting Resort beralamat di Jalan Raya Cikidang, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Dilansir dari detikcom, admin @animalstoriesindonesia menyebut mereka hanya membantu membagikan postingan dari akun instagram @flight_protectingbirds.

“Kita membantu mereka repost itu, nanti coba aku bantu cari kontaknya (admin),” kata salah satu admin instagram @animalstoriesindonesia yang mengaku bernama Defron melalui aplikasi pesan singkat.

Ditelusuri lebih lanjut, @flight_protectingbirds memang memunculkan video tersebut dengan narasi, “Ini liburan dari neraka. Hewan terus menunggu giliran mereka mati. Ayam, bebek, babi hutan, kambing, dan hewan-hewan lainnya semuanya dijejalkan ke ruang kecil. Mereka tidak bisa lari atau bersembunyi. Bangkai mereka menjadi piala bagi turis. Mari kita akhiri wisata berdarah ini. Bergabunglah bersama kami meminta Bupati Sukabumi untuk menutup Cikidang Hunting Resort!”.

Mengenai tudingan tersebut, Bobby Handoko selaku Owner Cikidang Hunting Resort dengan tegas membantah pihaknya sudah semena-mena memperlakukan hewan buruan yang ada di tempat wisatanya. Justru mereka mengurangi aktivitas perburuan liar yang tidak terkontrol.

“Management hunting seperti Cikidang Resort itu kalau di negara lain supaya pemburu tidak nembak di hutan liar yang otomatis akan mengurangi populasi hewan di alam liar. Yang kami tembak di cikidang adalah yang sudah kami ternakkan. Atau kalau babi hutan kami beli dari petani karena dianggap sebagai hama pertanian/kebun,” ucapnya menjelaskan.

Ia juga menilai bahwa di Indonesia banyak orang yang pnya hobi berburu. Tapi regulasi soal perburuan sendiri masih kurang maksimal. Keberadaan Cikidang Hunting Resort pun disebutnya demi mengakomodir kalangan yang hobi berburu tanpa jadi pemburu liar.

“Itu kalau nembak babi hutan bisa sampai puluhan dan ratusan ibaratnya selama peluru masih ada hajar terus. Nah ini yang sebenarnya tidak perlu, harusnya dibatasi. Walaupun babi hutan dianggap hama, tapi kan tetap hewan liar yang tidak boleh dihabisi. Kalau di luar negeri hal seperti ini tidak diperbolehkan,” ucapnya.

“Jadi sangat salah sekali kalau di bilang kami menyiksa binatang. Justru kami diperlukan supaya mengurangi pemburu untuk nembak di hutan liar. Karena kenyataannya perburuan tidak bisa dilarang atau dihentikan, itu sudah bagian dari hobi atau gaya hidup. Apa bedanya sama mancing? Ikan juga hewan kan. Apakah kolam pemancingan galatama harus ditutup? Masa mau diskriminasi, ikan boleh dipancing tapi binatang lain nggak boleh,” tuturnya.

(sya/dtc/izp/rs)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *