Kabinet Politik

Hazairin Sitepu
Hazairin Sitepu

Oleh Hazairin Sitepu

Kursi menteri di kabinet Jokowi-Ma’ruf mayoritas akan diisi para politisi. Ada enam partai politik dapat dipastikan mengirim orangnya. Lalu apakah kabinet ini dapat menjadi satu tim kerja yang hebat untuk mencapai visi seperti dipidatokan Presiden Jokowi? Atau ia adalah Kabinet Politik yang menterinya cenderung membawa kepentingan partainya masing-masing?

Bacaan Lainnya

Jika saja PDIP dapat alokasi lima kursi, Golkar tiga sampai empat kursi, Nasedem tiga kursi, PKB tiga kursi, PPP tiga kursi, Gerindra dua kursi, maka Jokowi hanya punya kewenangan kurang-lebih 14 kursi. Kalau saja kementeriannya 34. Ini jika Demokrat tidak diberi jatah.

Sepertinya prioritas kursi-kursi itu diberikan ke partai koalisi pemilu, sesuai besaran partainya. Terlepas apakah mereka memiliki kecakapan atau tidak. Karena itu Gerindra kemungkinan diberikan maksimal dua kursi. Jika lebih, akan diomelin partai koalisi pemilu.

Negara ini sedang menghadapi masalah besar dalam hal pangan, penegakkan hukum, pengangguran dan kemiskinan, ketimpangan neraca perdagangan sebagai akibat dari produk-produk eksport kita yang tidak kompetitif, dll.

Karena itu, kursi kemeterian partai Jokowi-Ma’ruf yang belasan itu sebaiknya diisi para profesional dan pekerja keras yang cerdas. Misalnya, Kementerian Keuangan, Kementerian BUMN, Kementerian Perdagangan, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pendidikan, Jaksa Agung, Kementerian ESDM, jangan diberikan ke partai politik.

Menteri dari partai itu memiliki dua bos: presiden dan pimpinan partainya. Tidak loyal menjalankan visi presiden, dicopot. Tidak loyal ke partai, juga dicopot oleh pimpinan partainya (recall).

Kita berharap banyak ke kabinet Jokowi-Ma’ruf dapat membawa bangsa besar ini keluar dari persoalan-persoalan aktual yang sedang kita hadapi.

Selamat bekerja Pak Jokowi. Selamat bekerja Pak Kiay. **

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *