Kemenag Instruksikan Santri Meriahkan HSN

PERSIAPAN: Ketua FKDT Kecamatan Sukabumi, Asep Sihabudin foto bersama di depan spanduk menyambut Hari Santri Nasional (HSN) 2019.

SUKABUMI – Menjelang peringatan Hari Santri Nasional 2019, Kementrian Agama (Kemenag) Kabupaten Sukabumi, menginstruksikan kepada seluruh santri di Kabupaten Sukabumi untuk merayakan Hari Santri Nasional yang rencananya akan diselenggarakan di  Masjid Raudhatul Irfan, tepatnya di Jalur Lingkar Selatan – Cibolang, Kecamatan Cisaat pada Selasa (22/10) mendatang.

Kepala Kemenag Kabupaten Sukabumi, Abas Resmana mengatakan, surat himbauan tersebut, telah ditujukan kepada Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT), Forum Komunikasi Pendidikan Al Quran (FKPQ), Forum Pondok Pesantren (FPP), Kelompok Kerja Raudhatul Athfal (KKRA, Kelompok Kerja Madrasah Tsanawiyah (KKMTS), Kelampak Kerja Madrasah Aliyah (KKMA), Kelompak Kerja Madrasah lbtidaiyah (KKMIl), seluruh Kepala KUA di Kabupaten Sukabumi dan para santri.

Bacaan Lainnya

“Surat himbauan tersebut, sudah kami edarkan kepada mereka sebagai tindak lanjut dari Surat Edaran Kementerian Agama Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2019 Tentang Peringatan Hari Santri Nasional Tahun 2019,” jelas Abas kepada Radar Sukabumi melalui telepon selulernya, kemarin (18/10).

Saat perayaan Hari Santri Nasional ini, sambung Abas, Kemenag Kabupaten Sukabumi akan menyelenggarakan kegiatan upacara dengan mengerahkan ustadz, guru dan seluruh santri. “Untuk peserta upacara laki-laki, kami sarankan agar mengenakan pakaian koko putih, peci hitam, dan mengenakan sarung,” paparnya.

Selain itu, pihaknya juga meminta kepada seluruh KUA, Pokjawas, Pokjaluh, MI, MTs, MA, FKDT, FKPQ dan FPP memasang spanduk Hari Santri Nasional yang bertajuk Santri Indonesia Untuk Perdamaian Dunia.

“Kegiatan ini merupakan kolaborasi antara Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Agama yang bertujuan memperkokoh posisi Indonesia sebagai negara muslim moderat terbesar di dunia yang berkontribusi positif bagi perdamaian dunia. Serta menghapus stigma pendidikan Islam sebagai sumber pemahaman esktrimisme dan radikalisme,” pungkasnya. (den/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *