Begini Cara 2 Wanita Sukabumi dan Lainnya ‘Diperdagangkan’ ke Irak

RADARSUKABUMI.com – Terduga agen penyalur tenaga kerja tidak resmi di Irak rupanya memiliki strategi ‘penjualan’ tenaga kerja tersendiri agar para pekerjanya laku di mata ‘pembeli’ alias majikan.

Menurut salah satu korban dari Kabupaten Karawang, Septi, saat akan berangkat bersama Rustia, pada saat proses berangkat menjadi pekerja ilegal, harus memiliki penyalur di Indonesia (sponsor, red).

Bacaan Lainnya

“Akan tetapi dia tidak tahu menahu hal seperti ini, karena Rustia dibawa langsung oleh pelaku ”R” dan perdangangan di negara Irak ini tidak melalu sosial media,” aku gadis cantik berhijab ini.

Cara memperdagangkan para pekerja ilegal itu, katanya, melalui nomor telepon penyalur di Irak yang terpampang di sebuah gapura.

“Jadi kayak ada gapura gitu, nah di situ ada nomor telepon yang bisa dihubungi,” jelasnya.

Calon pembeli yang kelak jadi majikan para korban, merespon ketika ada yang menghubungi penyalur kerja tersebut.

“Saat calon majikan kami menghubungi, barulah ditawari, mau pekerja dari negara mana, Indonesia, atau sebagainya?,” katanya.

Jika calon majikan tidak mau repot, biasanya akan langsung minta dikirim saja. Setelah pekerja dikirim ke lokasi, maka pekerja itu akan menjalani masa ujicoba sesuai keinginan majikannya.

“Kalau ternyata nggak cocok, bakal dibalikin ke kantor,” katanya.

Kategori tidak cocok menurut majikan, tambahnya, beragam. Contohnya, meskipun rumah sudah dibersihkan, jika majikan tidak suka, maka akan tetap dibawa ke kantor.

“Susahnya kalau kita sakit, cerita ke majikan agar ada keringanan, dianggap bohong,” akunya.

Menurutnya, lantaran terpaksa, sepanjang belum dikembalikan ke negara asal oleh pemerintah negara masing-masing, maka kejadiannya akan terus berulang seperti itu.

“Saya aja pernah kemarin kaki saya sakit, majikan nggak percaya awalnya, akan tetapi ada bukti kuat karena kaki saya bengkak, selama jalan 4 bulan kerja saya baru dikasih keringan kerja. Tapi Alhamdulillah, saya pernah dikasih 1 pack obat karena percaya saya sakit,” tambahnya.

Masih menurut Septi, adalah hal biasa jika majikan sebelumnya menjadi majikan berikutnya bagi temannya sesama korban perdagangan manusia di luar negeri.

“Demikian terus berulang,” tandasnya.

Sebelumnya diberitakan di Pojokjabar.com, korban perdagangan manusia asal Jawa Barat ternyata ada sebanyak tujuh (7) orang.

Hal ini diungkap salah satu korban perdagangan manusia di salah satu sudut kota di Irak, Septiani Almukaromah.

Gadis lulusan SMK Industri Mandiri Karawang ini menyebut ada 1 korban dari Bogor, 3 dari Karawang, 2 Sukabumi, 1 Cianjur.

(mar/pojokjabar/izo/rs)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *