Guru Honorer Jadi Korban Trafficking

SUKABUMI – EM (32), warga Jalan Pemuda gang Sumberjaya RT 6/5, Kelurahan/Kecamatan Citamiang menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Arab Saudi. Saat ini, wanita tamatan sarjana pendidikan ini sudah berada di shelter KBRI setelah sebelumnya dijemput oleh Tim Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI).

Informasi yang diperoleh Radar Sukabumi, pada 21 Maret 2019, EM terbang ke Riyadh, Saudi Arabia menggunakan visa dengan masaberlaku 90 hari. Selama berada di penampungan, dirinya tak mendapatkan pelatihan apapun. Awalnya, EM ditawari tetangganya untuk bekerja diluar negeri dengan gaji yang cukup menggiurkan. Sebelunya, EM ini merupakan guru Matematika di salah satu SMK.

Bacaan Lainnya

Ketua SBMI Jawa Barat, Jejen Nurjanah memastikan, EM dalam kondisi aman. Saat ini, EM berapa di shelter KBRI setelah sebelumnya dijemput oleh tim SBMI Riyadh ke agency. “Kasus ini ditangani SBMI Riyadh. Saat ini, sudah berada di tempat yang aman, dan tinggal menunggu proses pemulangan ke kampung halamannya,” jelasnya kepada Radar Sukabumi, kemarin (8/10).

Jejen juga menceritakan, EM berangkat ke Riyadh pada 21 Maret lalu. EM yang sebelumya berprofesi sebagai guru honorer ini, nekat berangkat ke luar negeri karena desakan kebutuhan ekonomi serta iming-iming gaji besar dari tetangganya.

“Korban berangkat sekira dua bulan lalu ke Riyadh melalui jasa perusahaan pemberangkatan tenaga kerja untuk dipekerjakan menjadi petugas kebersihan atau cleaning service di salah satu perusahaan di Riyadh,” terangnya.

Lalu pada 22 Maret 2019, EM tiba di Riyadh dan menuju ke Agency Arco. Dari Riyadh, dipindahkan ke Damam dan berada dalam asrama sambil menunggu panggilan untuk bekerja. Selama disana, EM sempat bekerja di majikan pertama dan kedua dengan perlakuan baik. Namun nahasnya, di majikan yang ketiga EM mendapatkan perlakuan yang tak baik sehingga melapor ke SBMI.

“Korban ini bekerja di majikan yang ketiga bukan menjadi cleaning service, tetapi menjadi PRT, dan sehari-hari mengurusi lansia. Dan lansia ini sering memperlakukannya dengan tidak baik. EM pun meminta bantuan Agency namun tidak di ijinkan hingga akhirnya melapor ke SBMI,” tutup Jejen.

Sementara itu, dihubungi terpisah Kepala Seksi Penempatan Kerja, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Sukabumi, Muhamad Sini mengaku, masih mencari data tentang warga Kota Sukabumi yang bermasalah di luar negeri tersebut.

“Sudah (ada informasi). Sedang kita telusuri datanya. Karena berdasarkan data kami, nama tersebut tidak ada. Kita sudah koordinasi dengan pihak wilayah sesuai informasi alamat dan koordinasi ke Kemenlu serta BMP2TKI,” singkatnya.(upi/t)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *