Skandal Inses Ibu dan Anak, Nyawa Balita di Sukabumi Dikorbankan

Ketiga tersangka, SR (jilbab hijau), RG dan RD saat melakukan pemeriksaan kejiwaan di RS R Syamsudin. (foto: istimewa)

SUKABUMI, RADARSUKABUMI.com – Ketiga pelaku pembunuhan dan pemerkosaan NP, bocah berusia 5 tahun yang mayatnya ditemukan di SUngai Cimandiri, Desa Wangunreja, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi menjalani tes kejiwaan di RSUD R Syamsuddin. Mereka adalah SR (39) ibu angkat korban, RG (16) dan RD (14) kedua kakak angkat korban.

Hasil dari tes kejiwaan oleh tim ahli RSUD R Syamsudin pada Rabu (25/9/2019) terungkap ada motif lain bahwa SR takut skandal inses dengan kedua anak laki-lakinya diketahui oleh suaminya, Hidayat (60). Hal ini terkuak lewat wawancara mendalami dengan pendekatan khusus psikologi oleh Dokter Spesialis Kejiwaan RSUD R Syamsudin dr Tommy Hermansyah.

Bacaan Lainnya

“SR membunuh NP karena takut hubungan insesnya dengan kedua anak laki-lakinya ketahuan oleh suaminya. SR ternyata sudah sering melakukan hubungan intim dengan RG dab RD ketika suaminya tidak ada di rumah,” kata dr Tommy Hermansyah kepada wartawan, Kamis (26/9/2019).

Tommy menceritakan, saat kejadian, Minggu (22/9/2019), SR memergoki RG memerkosa NP yang saat itu habis mandi. Lantaran cemburu, SR lantas memukul dan mencekik NP.

SR dan RG pun melakukan hubungan intim tepat di samping tubuh NP yang saat itu ternyata belum mati. Saat korban sadar dan melihat perbuatan nista ibu dan kakak angkatnya, NP pun kembali dicekik hingga akhirnya benar-benar mati.

“Dari pengakuan SR dan RG, saat ketahuan SR langsung mencekik NP sampai benar-benar tak bernafas lagi dibantu oleh RG. Ibu anak ini khawatir hubungan mereka dilaporkan oleh korban ke Dayat ayah angkatnya,” ujar Tommy.

Lebih lanjut, perilaku seksual menyimpang SR ini karena suaminya sudah tak mampu lagi melayani hasrat seksual tersangka. Sehingga dilampiaskanlah kepada RG dan RD, kedua anak laki-laki kandungnya. Sehingga, kata Tommy lagi, ketiga pelaku takut rahasia inses mereka diketahui oleh Dayat.

“Mereka sehat secara kejiwaan, dan perilaku seks inses tersebut lebih didorong oleh faktor moral dari SR yang kemudian memaksa kedua anak laki-lakinya untuk menjadi pemuas nafsu. Ada juga faktor lingkungan dimana ketiga pelaku ini memang suka mengkonsumsi video porno dari ponsel pintar,” pungkasnya.

(int/izo/rs)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *