Produksi Sampah 175 Ton, Nasib TPSA Cikundul Terancam

MENGGUNUNG: Alat berat digunakan untuk merapikan tumpukan sampah yang menggunung di TPSA Cikundul Kota Sukabumi, belum lama ini.

SUKABUMI, RADARSUKABUMI.com – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Sukabumi mencatat, produksi sampah di Kota Sukabumi mencapai kurang lebih 175 ton per hari. Dari jumlah tersebut, sekira 115 ton dibuang ke TPSA sampah Cikundul, Kecamatan Lembursitu.

“Produksi sampah 175 ton per hari harus dikurangi dengan adanya gerakan pengurangan atau pemilahan sampah,” kata Kepala DLH Kota Sukabumi Adil Budiman kepada wartawan.

Bacaan Lainnya

Jika hal tersebut tidak dilakukan, kata Adil, maka jumlah sampah yang dibuang ke TPA akan makin banyak. Yang perlu diketahui adalah usia TPA Cikundul hanya bisa bertahan hingga Desember 2019.

Saat ini luasan areal yang tersisa mencapai sekitar 12 ribu meter persegi atau 1,2 hektare. Sehingga, lanjut Adil, diperlukan upaya pengurangan sampah dari sumbernya misalnya dengan mengurangi penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari.

“Pemkot Sukabumi juga mendorong warga agar membuang sampah tepat waktu dan tepat tempat. Waktu buang sampah mulai pukul 18.00 WIB hingga pukul 06.00 WIB dan tepat tempat ke TPS,” ujar Adil.

Selain itu, kata Adil lagi, Pemkot Sukabumi memiliki beberapa solusi lain dalam penanganan sampah. Di antaranya meminta bantuan dari pemerintah pusat untuk menambah luas lahan TPA Cikundul.

Upaya lainnya yakni membuat TPA bersama dengan Kabupaten Sukabumi di daerah Wangun. Namun kedua upaya ini membutuhkan waktu hingga 3 tahun.

“Sehingga yang paling efektif yakni kegiatan pengurangan atau pemilahan sampah dari sumbernya,” tambah Adil.

Gerakan ini diyakini dapat dilakukan bila mendapatkan dukungan dari masyarakat. Program ini juga mengacu pada peraturan wali kota (perwal) tentang kebijakan strategi daerah (Jastrada) tentang pengurangan dan penanganan sampah. Dalam aturan ini disebutkan 30 persen oleh masyarakat dan 70 persen pemerintah.

“Intinya masyarakat harus mengurangi sampah dan di TPA hanya tinggal residu. Solusi lainnya adalah pengolahan penanganan sampah yang bisa menekan 100 ton per hari dengan cara kompos dan didaur ulang,” pungkasnya.

(int/izo/rs)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *