Esemka 60 Persen Lokal

RADARSUKABUMI.com – Produk perdana PT Solo Manufaktur Kreasi (SMK) yang memproduksi mobil Esemka direncanakan segera mengaspal. Model pertama yang akan dimasalkan adalah Bima, kendaraan pikap di segmen light commercial vehicle (LCV). Banyak sambutan positif yang mengiringi kehadiran Esemka di dunia otomotif tanah air.

Di lain sisi, tak sedikit yang mengomentari bahwa desain Bima identik dengan salah satu produk LCV dari Tiongkok. Hal tersebut membuat publik bertanya-tanya tentang proses produksi Esemka.

Bacaan Lainnya

“Esemka itu bukan CKD (completely knock-down), bukan pula IKD (incompletely knock-down). Kalau CKD, mobil utuh diurai, dibawa ke sini, dan dirakit. Bukan IKD juga karena ada kewajiban konten lokal lebih tinggi,” ujar Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika di Jakarta, Kamis (11/9).

Putu menyebutkan bahwa Esemka menggunakan fasilitas perakitan part-by-part. Artinya, dirakit dengan komponen-komponen yang dibutuhkan yang didatangkan dari berbagai perusahaan, baik dalam maupun luar negeri.

“Melakukan part-by-part, impor tidak besar. Jika dilihat dari sisi manufaktur, mulai CBU, CKD, IKD, dan part-by-part. Proses manufakturnya semakin mendalam. Kami terus dorong Esemka ini untuk bisa lebih banyak memanfaatkan perusahaan lokal,” tambahnya. Menurut Putu, model Esemka Bima diklaim sudah memiliki 60 persen konten lokal, sedangkan sisanya masih diimpor dari luar negeri.

Esemka disebut sudah menjalin kerja sama dengan berbagai pemasok lokal, termasuk melakukan penjajakan dengan Perkumpulan Industri Kecil dan Menengah Komponen Otomotif (Pikko). Ketua Umum Pikko Rosalina Faried menjelaskan bahwa sudah ada 12 perusahaan dari Pikko yang siap mendukung Esemka.

“Esemka sudah melakukan survei ke pabrik-pabrik tersebut sejak awal 2019,” ujar Rosalina.

Pada prinsipnya, Pikko mendukung penuh PT Solo Manufaktur Kreasi selaku prinsipal Esemka. Bahkan, kata dia, perusahaan dari Pikko sudah membuat letter of intent dengan Esemka.

“Kebetulan untuk pabrik saya (Rekadaya Multi Adiprima) membuat jok, headlining, door trim, dan lain-lai,” tuturnya.

Sekretaris Umum Gabungan Industri Otomotif Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara menilai bahwa kehadiran Esemka harus disambut positif. Sebab, lanjut Kukuh, Esemka akan melengkapi jajaran merek otomotif yang lebih dulu hadir di Indonesia.

“Ada ceruk-ceruk yang mungkin pemain lama belum bisa penuhi. Saya rasa poinnya adalah Esemka pemain baru. Ayo kita kerja bareng untuk bangsa kita,” ujarnya. Ditanya mengenai komentar kontra soal kemiripan Esemka dengan salah satu produk Tiongkok, Kukuh tidak berkomentar lebih jauh. (JPG)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *