Butuh Anggaran untuk Pencucian Darah Bocah Tiga Tahun

BUTUH BANTUAN: Muhammad Nasrullah, bocah berusia tiga tahun yang didiagnosa mengalami penyakit thalasemia.

RADARSUKABUMI.com – Sepintas, Muhammad Nasrullah, bocah berusia tiga tahun itu nampak biasa saja, serupa balita normal lainnya. Namun siapa menyangka, ia sering kesakitan pada bagian perutnya dan kerap mengalami pembengkakan. Ya, balita yang butuh perhatian tersebut mengalami kelainan darah dan dokter mendiagnosanya penyakit thalasemia.

Bambang Suryana, Jampangtengah

Bacaan Lainnya

Apud (33) dan Erna (27), pasangan suami isteri yang tinggal di Kampung Ciguha, RT 3/5, Desa/Kecamatan Jampang. Ia merupakan orang tua Nasrullah dan berasal dari keluarga tidak mampu. Apud hanyalah seorang buruh serabutan, nafkah yang diperolehnya hanya cukup untuk makan sehari-hari. Tak banyak yang ia lakukan untuk mengobati anaknya itu, karena keterbatasan biaya.

Informasi yang diperoleh Radar Sukabumi, Nasrullah sudah hampir dua tahun menderita thalassemia tersebut. Kini, ia harus rela melakukan pengobatan secara continue di rumah sakit agar menambah darah setiap bulannya. “Dua tahun terakhir ini, baru ada reaksi yang dirasakan anak saya. Dan saat diperiksa, doketer menyebutkan anak saya ini mengidap penyakit thalassemia sehingga setiap bulannya harus ditambah darah,” kata Erna kepada Radar Sukabumi, Selasa (24/9).

Meski dalam pengobatan ia menggunakan BPJS, namun untuk transportasi dan biaya operasional setiap menjalani perawatan ke rumah sakit harus ditanggung sendiri. Padahal, Apud hanya bekerja sebagai serabutan dan petani. Sedangkan Erna, hanya sebagai ibu rumah tangga. “BPJS ini juga bukan dari pemerintah, setiap bulannya bayar sendiri. Saat ini, hampir setiap dua minggu sekali anak kami menjalani transfusi darah ke RS Syamsudin Kota Sukabumi,” tuturnya.

Kendati berpenghasilan tak menentu, tetapi keduanya tidak pernah mengeluh menghadapi cobaan yang menimpa keluarganya tersebut. “Ini mungkin sudah takdir yang harus kami lalui. Mau bagaimana lagi. Kami tetap harus menjalaninya,” pungkasnya.

Sementara itu, Camat Jampangtengah, Sabar Suko mengaku, pemerintah desa setempat sudah mengajukannya melalui Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Sukabumi agar mendapatkan bantuan untuk pengobatan. “Ya, informasi terakhir yang saya terima sedang diupayakan bantuan dari Baznas. Semoga saja bisa secepatnya,” singkatnya.

Pada 2018 lalu, Kepala Puskesmas Jampangtengah, Imanuel menjelaskan, pihaknya akan menerjunkan tim ke lapangan untuk mengetahui penyebab penyakit Nasrullah. Setelah itu, ia akan mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan oleh Puskesmas untuk mengobati balita tersebut.

“Informasi dari bidan Pusekesmas Jampangtengah, orangtua Nasrullah ini sudah berulang kali datang ke RSUD R Syamsudin SH Kota Sukabumi untuk pencucian darah. Bahkan, mereka disuruh untuk segera merujuk Nasrullah ke Rumah Sakit Hassan Sadikin (RSHS) Bandung. Tetapi, orangtuanya belum juga membawa ke sana,” katanya.

Untuk itu, pihak Puskesmas Jampangtengah mengunjungi rumah Nasrul, untuk mengetahui sampai sejauh mana, kondisi kesehatannya. “Memang kalau menggunakan Jamkesda, lumayan ribet juga. Karena, keluarganya sebelum Nasrullah dibawa ke rumah sakit, harus lapor ke dinas sosial dan dinas lainnya. Seharusnya, keluarga Nasrul memiliki kartu KIS.

Ini kayanya ada kesalahan dari pemerintah desa yang tidak mendata warganya sehingga Pak Apud tidak memiliki kartu KIS,” tuturnya. Menurut Imanuel, gejala pengidap kelainan limpa yang diserita Nasrullah diduga penyakit bawaan lahir. “Tetapi, asupan gizi juga bisa mempengaruhi terhadap kondisi kesehatan Nasrullah.

Jadi nanti kalau memang terbukti balita itu, kekurangan gizi. Maka, Puskesmas Jampangtengah siap akan menanganinya. Kasian juga, kalau terus diterlantarkan seperti ini,” pungkasnya. (*/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *