Sebab itu, warga meminta agar pemerintah desa setempat ke depannya bisa membuatkan sumur bor sehingga warga tidak akan mengalami kesulitan air bersih ketika musim kemarau berkepanjangan melanda seperti sekarang ini. “Kami harap, pemerintah bisa membangunkan sumur bor untuk dimanfaatkan warga. Dengan begitu kami tidak akan kesulitan jika musim kemarau berlangsung cukup lama,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Desa Tanjungsari, Dilah Hablillah mengaku, belum menerima laporan dari Kampung Tanjungsari terkait kesulitan air bersih tersebut. “Laporan yang sudah masuk sampai saat ini baru Kampung Batununggul. Memang daerah ini mengalami kekeringan cukup parah,” sahutnya.
Menurutnya, apabila terdapat sumber air yang dapat dimanfaatkan, warga bisa segera mengajukannya agar bisa dibangun pipanisasi. “Tapi kebanyakan sumber air warga ini sudah mengering, sehingga tidak dapat dilakukan pipanisasi. Kami juga masih mencari solusinya untuk menyikapi kesulitan air bersih ini,” paparnya.
Ditanya soal pembangunan sumur bor, Dilah menegaskan pembangunan sumur bor bisa saja dilakukan sesuai kesepakatan warga. Namun ia mengkhawatirkan warga tidak mau iuran setiap bulannya. “Kami bercermin di Kampung Leuwidingding, ketika sudah ada sumur bor warga malah tidak mau iuran listriknya.
Sehingga perlu adanya kesepakatan dari warga. Selain itu, dikhawatirkan dengan adanya sumur bor ini membut sumur warga yang masih ada airnya mengering akibat terdampak pembangunan sumur bor. Ini yang menjadi pertimbangan kami, sehingga belum dilakukan pembangunan sumur bor,” pungkasya. (bam/d)
