Hasim Adnan Bicara Bonus Demografi di Sukabumi

Anggota DPRD Jabar Hasim Adnan

SUKABUMI, RADARSUKABUMI.com – Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Hasim Adnan mengatakan, Indonesia akan mengalami bonus demografi dalam kurun waktu 10 hingga 15 tahun ke depan. Yang artinya, lanjut dia, akan terjadi perubahan struktur umur penduduk yang menyebabkan menurunnya angka beban ketergantungan, demikian pula di Sukabumi.

Hal ini disampaikan Hasim saat menghadiri Pelantikan dan Rapat Kerja Cabang (Rakercab) Pengurus Cabang (PC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kabupaten Sukabumi pada Jumat (20/9/2019) di Aula PCNU Kabupaten Sukabumi, Jalan Cijalingan, Kecamatan Cicantayan, Kabupaten Sukabumi.

Bacaan Lainnya

Merujuk pada hitungan Badan Pusat Statistik (BPS), puncak bonus demografi akan terjadi pada tahun 2028-2030. Sebanyak 100 orang produktif akan menanggung 44 orang usia non produktif. Dengan kata lain, ketika masa itu datang, maka diproyeksikan sebanyak 70 persen penduduk Indonesia berada di usia produktif.

“Jika kita ingin menikmati bonus demografi, maka sejatinya sejak dini harus segera menata elemen-elemen penting. Salah satunya adalah penataan di bidang pendidikan. Sebagai generasi milenial, sudah barang tentu, kader IPNU dan IPPNU juga harus mempersiapkan dan membekali diri sebaik mungkin,” lanjut Hasim.

Lebih jauh, Hasim juga mengingatkan bahwa penduduk provinsi Jawa Barat, termasuk di dalamnya Kabupaten Sukabumi akan semakin meningkat setiap tahunnya. Peningkatan ini akan berdampak pada banyak hal di masa yang akan datang, diantaranya adalah bertambahnya kebutuhan pangan, kebutuhan akan sumber energi (ketersediaan listrik dan bahan bakar), kebutuhan air bersih, kebutuhan perumahan, kebutuhan sarana kesehatan, sarana pendidikan dan banyak hal yang lainnya.

“Artinya, bonus demografi hanya akan benar-benar bermakna, bila mana kita bisa memaksimalkan nilai positifnya. Sebaliknya, bila tidak termanfaatkan dengan baik, maka ia akan hangus dengan sendirinya, bahkan pada tahap tertentu akan berdampak negatif bagi perkembangan bangsa ini di kemudian hari,” terang Hasim.

Hasim juga merujuk pendapat Guru Besar Sosiologi Pertanian Unpad Prof. Dr. Ir. Ganjar Kurnia, DEA, yang mewanti-wanti dengan istilah Bonus Demografi. Menurutnya, istilah tersebut hanya gambaran peningkatan usia produktif, tetapi jumlah usia produktif itu belum tentu sudah produktif.

“Karena itu, maka berlaku kaidah ushul fiqh yang berbunyi, ‘Idza ta’arodo al-maani’ wal muqtado, yuqoddam al-maani’. Dengan kata lain upaya-upaya preventif harus dikedepankan, guna mencegah timbulnya madharat. Untuk itulah, rekan IPNU dan rekanita IPPNU harus menjadi kader-kader tangguh yang siap dalam segala tantangan zaman,” pungkas Hasim.

Acara Pelantikan dan Rakercab PC IPNU dan IPPNU Kabupaten Sukabumi ini dihadiri beberapa tokoh dan narasumber. Di antaranya, Ketua Tanfidziyah PCNU Kabupaten Sukabumi KH. Anshori Fudholi, Bupati yang diwakili Kabag Keagamaan H. Unang, KONI Kabupaten Sukabumi dan Baznas Kabupaten Sukabumi.

Sementara para narasumber yang hadir mengisi seminar adalah; Sekretaris Cabang Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU), Ketua Persatuan Guru Nahdlatul Ulama, H. Taufik Hidayat dan, Ketua Lakpesdam, Daden Sukendar.

(izo/rs)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *