Di Cianjur, Tren Tilang Naik 200 Persen

Petugas gabungan sedang melaksanakan razia di Jalan Siliwangi, Cianjur

RADARSUKABUMI.com – Terhitung sejak dilaksakannya Operasi Patuh Lodaya 2019 yang dilaksakan Polres Cianjur berapa waktu lalu, tren tilang mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

Berdasarkan data rekap Satlantas Polres Cianjur, jumlah pelanggar yang ditilang naik 200 persen dibanding tahun sebelumnya.

Bacaan Lainnya

Kasat Lantas Polres Cianjur, AKP Adhiamas Sriyono mengatakan, saat dilaksakan Operasi Patuh Lodaya 2018 ada 2615 tilang dan tahun 2019 mencapai 7.974 tilang.

”Untuk teguranya menurun, dimana pada tahun 2018 ada 592 teguran dan pada tahun 2019 ada 1250 teguran,” katanya di Mapolres Cianjur, Jumat (20/9/19).

Kendati demikian, Adhimas membantah bahwa kenaikan jumlah tilang itu merupakan kenaikan jumlah pelanggaran para pengendara. Akan tetapi, tahun 2018 adalah tahun politik.
Dengan demikian, polisi lebih fokus pada pengamanan selama gelaran pesta demokrasi, yakni pemilu legislatif dan pemilihan presiden.

”Perbandinganya dengan kegiatan tahun lalu, dengan adanya kegiatan Pilpres kita lebih banyak melihat situasi dan ingin membuat kondisi makin kondusif,” jelasnya.

Menurutnya, pelanggaran tertinggi yang dilakukan pengendara roda dua didominasi karena tidak menggunakan helm. Sementara jumlah pelanggaran tertinggi untuk kendaraan roda empat didominasi tidak menggunakan sitbelt.

”Untuk usia pelanggar rata-rata 21 hingga 25 tahun,” ujarnya.

Sementara itu, untuk jumlah laka selama dilaksanakanya Operasi Patuh Lodaya 2019, terdapat tiga kejadian dengan tiga korban meninggal dunia.

”Kecelakaan terjadi di wilayah kota, Cipanas dan Ciranjang,” kata Adhimas.

Menurutnya, dari tiga kasus laka lantas yang terjadi selama dilaksakan Operasi Patuh Lodaya 2019 disebabkan karena kelalaian manusia.

”Tiga kasus kecelakaan itu karena pengemudinya ngantuk,” katanya.

Lanjut Adhimas, selain faktor kelalaian manusja, kondisi jalan juga dapat mempengaruhi terjadinya kecelakaan lalulintas.

”Ada beberapa kejadian, khususnya pengendara yang berasal dari luar kota yang tidak tahu kontur jalan di wilayah kita, kaget dengan situasi jalannya sehingga mengakibatkan kecelakaan lalulintas,” pungkasnya.

(RC/dil/pojokjabar/izo/rs)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *