Sekda Curhat Soal Geopark

BAKAL DIKEMBANGKAN: Salah satu lokasi wisata yang ada di kawasan Geopark Ciletuh Palabuhanratu. KENANG-KENANGAN: Sekda Kabupaten Sukabumi, Iyos Somantri memberikan buku tentang geopark ke perwakilan Kemen PUPR, kemarin.

SUKABUMI, RADARSUKABUMI.com – Pemerintah Kabupaten Sukabumi membahas perkembangan Geopark Ciletuh Palabuhanratu bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Republik Indonesia. Dalam pembahasannya, Sekda Kabupaten Sukabumi, Iyos Somantri menegaskan pengembangan geopark perlu mendapat dukungan dari pemerintah pusat dan juga provinsi.

Seperti diketahui, kawasan Geopark Ciletuh Palabuhanratu ini meliputi delapan kecamatan dengan luas wilayah sekitar 126.100 hektare. Dengan luas tersebut, tentunya mustahil bila semua program pembangunan untuk pengembangan kawasan ini sepenuhnya ditanggung pemerintah Kabupaten Sukabumi. “Untuk pengembangan kawasan ini, harus didukung dengan infrastruktur yang memadai. Dan untuk mewujudkan itu semua, sangat mustahil bila dibebankan pada pemerintah daerah. Perlu adanya dukungan dari pusat dan juga provinsi dalam pengembangan kawasan ini,” ujar Iyos Somantri dalam acara Focus Group Discussion (FGD) Pengembangan Geopark Ciletuh, disalah satu hotel yang ada di Kota Sukabumi, kemarin.

Bacaan Lainnya

Dengan adanya recana pengembangan kasawan geopark dari Kemen PUPR ini, Iyos menyatakan apresiasinya. Terlebih lagi, Geopark Ciletuh saat ini masuk dalam kawasan objek wisata nasional. “Semoga kedepan, dengan adanya infrastruktur yang memadai, dapat mendorong peningkatan ekonomi masyarakat kawasan geopark,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Sub Bidang Kawasan Strategis Satu dari Pusat Pengembangan Strategis Badan Pengembangan Insprastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian PUPR, Fransisco Manalu menyatakan, dalam pertemuannya dengan pemerintah Kabupaten Sukabumi ini, ia bisa menyimpulkan hal-hal apa saja yang perlu dilakukan untuk mendukung pengembangan kawasan Geopark Ciletuh Palabuhanratu kedepan. “Ini merupakan tindak lanjut dari dukungan PUPR pada pengembangan infrastruktur di daerah. Semoga kami bisa lebih optimal lagi dalam memberikan dukungan pengembangan kawasan Geopark Ciletuh kedepan,” singkatnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, sejak 2014 hingga 2018, Pemprov Jabar sudah menghabiskan anggaran Rp500 miliar demi mewujudkan UNESCO Global Geopark (UGG) Ciletuh-Palabuhanratu. Jumlah aggaran tersebut, direalisasikan untuk pembangunan inprastuktur Jalan Raya Simpang Loji sampai Kecamatan Waluran dengan panjang sekitar 36 kilometer lebih sebesar Rp300 miliar. Sedangkan, Rp200 miliar dialokasikan untuk pemberdayaan masyarakat sekitar.

Namun sejauh ini, Pemerintah Kabupaten Sukabumi baru menikmati hasil yang masuk ke Pendapatan Asli Daerah (PAD) sangat sedikit. Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi, Usman Jaelani mengatakan, minimnya PAD dari keberadaan Geopark Ciletuh-Palabuhanratu ini, akibat tidak adanya retribusi yang masuk pada PAD Kabupaten Sukabumi. Menurutnya, dari 60 kawasan objek wisata yang berada di Geopark Ciletuh-Palabuhanratu, hanya terdapat beberapa objek wisata yang masuk pada PAD. Dari puluhan objek wisata di kawasan geopark, hanya objek wisata Cipanas, Ujunggenteng, Pantai Minajaya dan objek wisata Cikaso yang masuk pada PAD Kabupaten Sukabumi,” jelasnya.

Berdasarkan data yang tercatat di Dinas Pariwisata Kabupaten Sukabumi, terhitung sejak Januari sampai Juni 2019, PAD Kabupaten Sukabumi yang bersumber dari kawasan Geopark Ciletuh-Palabuhanratu baru mencapai sekitar Rp300 juta dari jumlah pengunjung sekitar 12.000 orang. “Memang jumlah pengunjung wisatawan ke Geopark Cilteuh-Palabuhanratu ini, menurun sekitar 40 persen bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai sekitar 1 juta. Penunrunan jumlah pengunjung ini, dipengaruhi karena adanya isu soal tsunami pada pergantian tahun baru. Sehingga, jumlah pengunjung sedikit yang datang berwisata ke geopark,” bebernya.

(ren)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *