Dua Desa Lestarikan Lori

ADU KECEPATAN: Peserta saat mengikuti adu kecepatan lori di Jalur Cimahi-Bojong tepatnya di Kampung Cimenteng, Desa Cimahi Kecamatan Cicantayan.

CICANTAYAN, RADARSUAKBUMI.com – Memeriahkan HUT RI ke-74, 51 pembalap dari sejumlah club lori Kecamatan Cicantayan dan Kecamatan Cisaat ikuti perlombaan di ruas Jalur Cimahi-Bojong tepatnya di Kampung Cimenteng, Desa Cimahi, Kecamatan Cicantayan.

Seperti diketahui, lori ini jenis kendaraan tanpa awak mesin dan terbuat dari kayu dan bambu. Jok menggunakan ban bekas sementara rodanya ada tiga buah. Dua berukuran kecil di belakang dan satu roda dengan ukuran besar di depan.

Bacaan Lainnya

Dengan kondisi seperti itu lori melaju dengan kecepatan 60 kilometer perjam, dengan panjang lintasan sekitar 600 meter. “Kegiatan Lori Race adalah olahraga warisan leluhur. Ini mengandalkan keberanian dan menguji adrenalin. Melaju tanpa rem, hanya mengandalkan sepatu yang mereka pakai,” kata salah seorang panitia kegiatan, Malik Saepul Alam kepada wartawan.

Menurutnya, ajang ini menjadi kreatifitas pemuda Desa Padaasih, Kecamatan Cisaat dan Desa Cimahi, Kecamatan Cicantayan dalam menciptakan lori yang cepat dan stabil. “Ini menjadi kreatifitas warga khususnya para pemuda yang perlu disuport dan dilestarikan agar terus turun temurun kepada anak cucu,” tamdasnya.

Dihubungi terpisah, Camat Cicantayan, Sendi Apriadi mengatakan, lori race merupakan balapan unik yang berlangsung setiap 17 Agustus dan sudah 10 tahun diselenggarakan oleh para pemuda didua desa itu. Bahkan pada tahun ini, Ketua Formi Kabupaten Sukabumi, Yani Jatnika Marwan beserta tim turut hadir memberikan apresiasi dan menyerahkan hadiah bergilir. “Kami sangat mengapresiasi kreatifitas para pemuda ini, lori merupakan permainan lokal rakyat, dimana motor kayu yang didesain sedemikian rupa mampu melintas di tracking yang cukup menantang adrenalin,” kata Sendi.

Kedepan sambung Sendi, Pemerintah Kecamatan Cicatayan berencana akan mengkolaborasikan lori ini dengan konsep wisata yang digemakan kedua wilayah. “Kami coba ajukan untuk didaftarkan sebagai olahraga kreasi dan seni rekreasi masyarakat sehingga tingkat keamanan peserta dan kenyamanan penonton akan lebih diperhatikan, berikut jalur khusus lori bisa dipertimbangkan,” pungkasnya.

 

(bam/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *