Bah Yayan Terpaksa Tidur di Tenda

DIBANGUN: Unsur Pemerintah Kota Sukabumi saat mengecek kelokasi rumah Yayan Sukatman (82), kakek asal Kelurahan Cisarua, Kecamatan Cikole Yang rumahnya ambruk.

CIKOLE, RADARSUKABUMI.com – Yayan Sukatman (82), kakek asal Kelurahan Cisarua, Kecamatan Cikole terpaksa harus mendiami tenda darurat yang disiapkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Sukabumi.

Rumah berukuran 4×5 meter persegi miliknya roboh karena gempa bumi yang terjadi beberapa waktu lalu. Kakek yang tinggal seorang diri ini membutuhkan uluran tangan semua pihak agar kediamannya kembali berdiri.

Bacaan Lainnya

Kepada Radar Sukabumi, Kepala Seksi Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Sukabumi, Zulkarnain mengungkapkan, pasca menerima laporan, pihaknya langsung mendatangi lokasi. Untuk sementara, pihaknya membangun tenda darurat. “Kami awalnya mendapat laporan korban gempa bumi, setelah mendatangi lokasi memang rumah milik pak Yayan rubuh, makanya kita bangun tenda sementara,” jelasnya kepada Radar Sukabumi, kemarin (27/8).

Sementara, untuk keperluan makanan dibantu oleh Dinas Sosial Kota Sukabumi, karena memang kondisi pemilik rumah dalam kondisi sakit. Selain itu, BPBD telah berkoordinasi dnegan semua pihak untuk penanganan dan tindak lanjut tehadap korban bencana tersebut. “Informasinya pak Yayan ini mempunyai anak, tapi tidak disini. Kami pun tengah berusaha agar rumah tersebut kembali dibangun, tapi saat ini kendala kami tanah yang didiami bukan tanahnya sendiri,” bebernya.

Sementara itu, Lurah Cisarua, Kecamatan Cikole, Yudi Supriyadi menambahkan, pihaknya telah melakukan pengecekan kelapangan. Bahkan, pihaknya telah memediasi dengan pihak keluarga untuk penanganan kakek tersebut. “Pak Yayan ini menolak untuk tinggal dengan keluarganya, kami pun sudah melakukan mediasi. Kami pun sudah kelokasi, bahkan pak sekda langsung turun,” tambahnya.

Karena tanah yang dibangun rumahnya bukan milik pribadi, lanjut Yudi, pihaknya bersama masyarakat sekitar lokasi tengah mencari solusi terbaik agar warganya itu bisa kembali tinggal dengan nyaman. “Kami sedang berusaha untuk membuat tempat tinggal sederhana di bekas tempat yang ditinggali sebelumnya, selanjutnya mencari lokasi yng lebih aman mengingat tempat tersebut berada di tebing, sehingga dikhawatirkan terjadi longsor dan dapat membahayakan,” pungkasnya.

(upi/t)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *