Ajak Masyarakat Pelototin Pansel Capim KPK

Mantan Ketua KPK, Abraham Samad

JAKARTA, RADARSUKABUMI.com – Seleksi calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) harus betul-betul diawasi semua pihak demi masa depan pemberantasan kejahatan rasuah di Indonesia. Begitu ditegaskan Mantan Ketua KPK, Abraham Samad dalam diskusi ‘Menakar Agenda Calon Pimpinan KPK dalam Melindungi Pegawai KPK dan Pegiat Antikorupsi’ di Bilangan Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (7/8). “Kenapa kita harus plototin? Karena menurut saya ada dua cara menghancurkan KPK,” ujar Abraham.

“Cara pertama adalah dari eksternal yang lebih mudah ditangkal karena upaya-upaya pelemahan ini tampak di publik dan diawasi masyarakat,” jelasnya.

Bacaan Lainnya

Cara kedua, kata Abraham, adalah dengan menginfiltrasi atau memasukkan kepentingan tertentu ke dalam KPK lewat orang-orang tertentu juga. “Bagaimana cara menginfiltrasi kan kepentingan-kepentingan itu? Lewat orang-orang tertentu yang membawa berbagai kepentingan ke dalam KPK,” ungkapnya.

Untuk itu, sambung Abraham, pansel KPK yang sedang bekerja harus betul-betul diawasi. Jika tidak, maka akan berpengaruh pada masa depan KPK. “Kalau kita tidak mengkritisi seleksi capim KPK maka saya khawatir akan berbahaya bagi kelangsungan KPK,” tukasnya.

Sebelumnya pansel KPK menyatakan 40 Capim KPK yang dinyatakan lolos seleksi tes psikologi di antaranya: mantan PPATK Agus Santoso, pensiunan PNS,Aidir Amin Daud,komisioner KPK Alexander Marwata, anggota Polri Antam Novambar, Bambang Sri Herwanto, karyawan BUMN Cahyo R.E. Wibowo, pegawai KPK Chandra Sulistio Rekso Prodjo, komisioner Kompolnas, Dede Farhan Aulawi, tim satranas pencegahan korupsi KPK Dedi Haryadi, anggota Polri Dharma Pongrekun, auditor Eddy Hary Susanto, auditor Eko Yulianto, anggota Polri Firli Bahuri, dosen Fontian Munzil.

Kemudian pegawai Bank Frangky Ariyadi, pegawai KPK Giri Suprapdiono, auditor BPK I Nyoman Wara, penasihat Menteri Desa, PDT dan Transmigrasi Jimmy Muhammad Rifai, jaksa Johanis Tanak, PNS BPKP Perwakilan Provinsi Lampung, Joko Musdianto, anggota Polri Juansih, Laode M. Syarief, Lili Piantauli Siregar, Luthfi Jayadi Kurniawan, M. Jasman Panjaitan, Marthen Napang, Nawawi Pomolango, Nelson Ambarita, Neneng Euis Fatimah, Nurul Ghufron, Roby Arya.

Selanjutnya PNS Kementerian Keuangan Sigit Danang Joyo, anggota Polri Sri Handayani, Jaksa Sugeng Purnomo, pegawai KPK Sujanarko, Jaksa Supardi, dosen Suparman Marzuki, advokat Torkis Parlaungan Siregar, auditor Wawan Saiful Anwar, dan dosen Zaki Sierrad.

 

(rmol/jpg)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *