11.689 Anak Idap Stunting

SUKABUMI, RADARSUKABUMI.com- Selama 10 tahun ini, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sukabumi mencatat kasus stunting di 386 desa dan kelurahan. Tak tanggung-tanggung, jumlahnya cukup tinggi hingga diangka 11.689 anak yang mengalami stunting. “Dari jumlah ini kami berkeyakinan, stunting merupakan salah satu masalah gizi terbesar pada balita di Indonesia khususnya di Kabupaten Sukabumi,” jelas Kepala Seksi Promkes dan Pemberdayaan Masyarakat, Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi, Cucu Sumintardi, belum lama ini.
Sebab itu, Dinkes Kabupaten Sukabumi terus berupaya melakukan pencegahan dan penanggulangan stunting. Salah satunya dengan penguatan kapasitas komunikasi petugas Promosi Kesehatan (Promkes). Menurutnya, stunting atau sering disebut ‘pendek’ adalah kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis dan stimulasi psikososial serta paparan infeksi berulang, terutama dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) yakni, dari janin sampai anak berusia dua tahun. “Jika panjang atau tinggi badan anak berada di bawah minus dua standar deviasi (-2SD) anak seusianya, maka anak dipastikan tergolong stunting,” ujarnya.
Diterangkan Cucu, beberapa faktor yang dapat menimbulkan stunting yaitu rendahnya prilaku kesehatan ibu dan anak. Semisal, perilaku saat menyusui, perilaku pemberian makan pada anak, perilaku cuci tangan dan perilaku penggunaan air bersih dan sanitasi yang masih rendah. “Kerena itu, butuh penguatan kapasitas petugas Promkes untuk upaya menekan angka stunting tersebut,” imbuhnya.
Dengan adanya penguatan komunikasi pencegahan dan penanggulangan stunting, diharapkan petugas Promkes mengetahui tentang kondisi situasi stunting yang ada di Kabupaten Sukabumi. “Selain itu, mereka juga dituntut untuk mampu memahami apa itu stunting, mampu berkomunikasi dalam pencegahan dan penanggulangan stunting kepada lintas pogram serta mampu mengadvokasi kepada lintas sektor dalam upaya pencegahan dan penanggulangan stunting,” paparnya.
Cucu optimis, dengan berbagai kegiatan yang digencarkan tersebut akan bisa meminimalisir terjadinya stunting di Kabupaten Sukabumi dimasa yang akan datang. “Mudah-mudahan kedepan persoalan stunting ini bisa semakin menurun,” ulasnya.
Sebelumnya, Bupati Sukabumi, Marwan Hamami menjelaskan, Pemkab Sukabumi terus berupaya mengatasi stunting dengan mengembangkan pola pemberdayaan masyarakat melalui penerapan pemeriksaan kehamilan ibu di Posyandu. Upaya lainnya dengan pemberian tablet tambah darah dan pemberian makanan bagi ibu hamil dan bayi secara terus menerus sebagai pendamping pemberian ASI selama tiga bulan. “Penyebab dari terjadinya stunting bisa dikarenakan faktor ekonomi dan kualitas sumber daya manusia serta pengetahuan dan kebiasaan sehari-hari. Ini yang akan kita tangani,” singkatnya. (bam/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *