Hendra: Kami bisa melewati partai krusial, Penonton Saya Tegang

PERCAYA DIRI: Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan sukses melaju ke semifinal Indonesia Open 2019. (shane/PP PBSI )

JAKARTA RADARSUKABUMI.com –– Indonesia dipastikan gagal mengulangi pencapaian dua gelar seperti Indonesia Open 2018. Hari ini, dari semua sektor yang bertanding, cuma ganda putra yang bisa menempatkan wakilnya ke semifinal.

Sementara itu, sektor lain di luar ganda putra yang tersisa pada perempat final yakni Tontowi Ahmad/Winny Oktavina Kandow (ganda campuran) dan Jonatan Christie (tunggal putra) akhirnya kandas.

Bacaan Lainnya

Owi/Winny menyerah dalam rubber set melawan peraih perak Olimpiade Rio 2016 Chan Peng Soon/Goh Liu Ying. Pasangan Malaysia itu menang 21-11, 14-21, dan 21-14 dalam pertandingan yang memakan waktu satu jam.

Jonatan sendiri disingkirkan pemain yang dia kalahkan pada final Asian Games 2018 Chou Tien-chen juga dalam rubber set. Unggul lebih dulu 21-16, Jojo, panggilan Jonatan Christe dilibas dalam dua set selanjutnya yakni 18-21 dan 14-21. Tien-chen asal Taiwan itu, menang dalam waktu 1 jam dan 16 menit.

Ganda putra mengobati kekecewaan itu dengan lolosnya Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan dan Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo. Namun sayang, unggulan keenam yang diharapkan bisa menembus final Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto keok di perempat final.

Mereka tampil sangat mengecewakan dan disingkirkan pasangan Jepang nonunggulan Takuro Hoki/Yugo Kobayashi dalam dua game 19-21 12-21.

Dalam pertandingan yang sangat seru, Hendra/Ahsan memastikan tiket semifinal Indonesia Open 2019 via kemenangan atas ganda Jepang Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe, 21-15, 9-21, 22-20. Sedangkan Marcus/Kevin menang gampang melawan pasangan Tiongkok Ou Xuan Yi/Zhang Nan dalam dua set langsung 21-12 dan 21-16.

Hendra/Ahsan membuat penonton di Istora, Senayan dan juga jutaan rakyat Indonesia yang menonton dari televisi mengalami ketegangan luar biasa. The Daddies yang tadinya unggul jauh pada set penentuan, justru berada di ambang kekalahan.

Hendra/Ahsan sempat memimpin sangat jauh 17-9 pada set ketiga. Namun Endo/Watanabe yang memiliki pertahanan luar biasa, mampu mengejar dan berbalik unggul. Yang luar biasa, Endo/Watanabe sempat mencapai match point lebih dulu dengan keunggulan 20-19. Namun, Hendra/Ahsan lolos dari lubang jarum dan akhirnya memenangkan pertandingan dengan skor 22-20.

“Syukur Alhamdulillah kami bisa melewati partai krusial. Kami sudah leading, di atas angin, tapi tersusul lawan yang balik unggul,” kata Ahsan setelah pertandingan dalam siaran pers. “Kami kurang sabar, mereka ’’mengumpan’’, tapi mereka punya defense yang baik,” imbuhn pemain berusia 31 tahun itu.

Ahsan menambahkan, Endo/Watanabe memiliki pertahanan yang sangat rapat. Hendra/Ahsan kelihatannya saja bisa menyelesaikan bola-bola tanggung yang cenderung mudah. Tetapi itu menipu. Justru, Endo/Watanabe yang memilih menunggu, mampu bereaksi sangat baik dengan mengembalikan bola. Mereka lantas secara bertahap dan pasti mampu mengambil poin demi poin.

“Pada game kedua, mereka mengubah permainan dan banyak main drive. Kami nggak siap dan tertekan. Lawan dapat banyak poin dari situ,” kata Hendra.

Kemenangan tadi, imbuh Hendra disebabkan karena mereka lebih berpengalaman. Jadi, dalam situasi sangat kritis, The Daddies bisa kembali mengambil momentum. “Yang penting jangan mau kalah sebelum angka terakhir,” ucapnya. ”Kalau kami yang main sih nggak tegang, mungkin yang nonton tegang. Tadi kami mikirnya jangan sampai habis dulu, kan masih match point, jadi coba saja,” imbuh peraih emas Olimpiade Beijing 2008 saat berpasangan dengan Markis Kido tersebut.(shn/jpg)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *