Pemerintah Siapkan 50 Ton Obat untuk CJH

TAMU ALLAH: Rombongan CJH yang berangkat pada 2018 lalu

RADARSUKABUMI.com – Calon jamaah haji (CJH) mulai memasuki Makkah sejak Minggu (14/7). Mereka langsung intens beribadah di Masjidilharam. Sayangnya, masih banyak yang tidak membawa botol atau penyemprot air.

Kepala Seksi Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Muhammad Imran mengingatkan jamaah agar menjaga kondisi masing-masing. “Jika beraktivitas di luar hotel jangan lupa menggunakan alat pelindung diri,” katanya kemarin (16/7).

Bacaan Lainnya

Alat pelindung diri itu tidak hanya botol atau penyemprot air. Tetapi juga masker dan payung. Dia mengatakan, seluruh petugas haji sebaiknya selalu mengingatkan jamaah untuk menggunakan masker serta membawa botol air minum saat beraktivitas di luar hotel. Khususnya saat beribadah di Masjidilharam.

Imran menjelaskan, sampai kemarin ada tiga orang CJH yang menjalani rawat inap di KKHI Makkah. “Ada dua orang perempuan dan seorang laki-laki,” katanya. Mereka dirawat karena mengalami gangguan pernafasan. Tiga orang tersebut ditempatkan di ruang rawat inap biasa. Bukan ruang rawat inap intensif (ICU). Imran berharap jamaah segera sembuh dan bisa kembali ke rombongannya.

Di KKHI Makkah tersedia cukup banyak ruang perawatan. Tersedia 257 unit tempat tidur. Selain itu disiapkan 50,8 ton obat-obatan. Sekitar 80 persen dari obat-obatan tersebut diperuntukkan bagi KKHI Makkah. Sisanya untuk KKHI Madinah.

Kondisi di Masjidilharam sendiri kemarin siang sempat berdebu. Debu tersebut dibawa oleh angin yang bertiup di kawasan masjid. Kondisi tersebut ditambah dengan suhu yang mencapai 41 derajat Celcius. Dalam kondisi berdebu dan terik seperti itu, jamaah memang dianjurkan menggunakan masker dan membawa botol atau penyemprot air minum.

Seperti yang dilakukan oleh Nurfajri, jamaah 52 tahun asal Pekanbaru. Jamaah yang tergabung dengan kloter BTH 02 itu membawa botol air yang selalu dia kalungkan di dadanya. Botol tersebut ia isi dengan air zamzam yang banyak tersedia di kompleks Masjidilharam. “Selain buat semprotan juga saya minum kalau haus,” katanya.

Pria yang mendaftar haji pada 2011 itu baru selesai melakukan salat di pelataran tawaf Kakbah (mataf). Dia sedang menunggu istrinya yang bernama Murliyanti. Seperti diketahui, selama pelaksanaan salat wajib, jamaah laki-laki dan perempuan dipisah di Masjidilharam.

Imbauan supaya sering minum air juga diserukan Kepala Pusat Kesehatan Haji (Puskeshaj) Eka Jusuf Singka. Dia bahkan tidak henti-hentinya melakukan sosialisasi gerakan minum bersama dengan para jamaah. “Asupan air sangat diperlukan,” katanya. Sebab suhu di Makkah cenderung tinggi. Apalagi nanti saat puncak musim haji. Saat itu, suhu di Arafah bisa mencapai 50 derajat Celcius. Jamaah diminta jangan menunggu haus baru minum. Selain itu jamaah juga diminta tidak perlu takut untuk kencing.

(*/oni/rs)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *