Petani Desa Babakan Menjerit

KEKERINGAN : Kepala Desa Babakan, Ahmad Sumitra, saat menunjukan selokan yang kini kering akibat musim kemarau.

CISAAT, RADARSUKABUMI.com – Puluhan hektare sawah di Desa Babakan, Kecamatan Cisaat mengalami kekeringan. Saluran irigasi yang biasa mengair pesawahan mereka mengering akibat musim kemarau.

Kepala Desa Babakan, Ahmad Sumitra mengatakan, dari tiga kedusunan yang ada di Desa Babakan, satu kedusunan diantaranya mengalami kekeringan, yakni Kedusunan Bojongnangka. “Berdasarkan laporan, pesawahan yang mengalami kekeringan ini kurang lebih 20 hektare,” jelas Ahmad kepada Radar Sukabumi, kemarin (11/7).

Bacaan Lainnya

Pihaknya mengaku sudah berupaya maksimal agar lahan pertanian warga dapat teraliri air. Namun upayanya itu hingga kini belum juga membuahkan hasil, karena debit air di Sungai Ciraden mengalami penyusutan sejak memasuki musim kemarau. “Kami sudah berupaya membantu petani dengan cara mengaliri lahan pertanian dengan mengggunakan mesin pompa. Namun mesin itu tidak mampu mengairi lahan pertanian warga yang luasnya puluhan hektare ini. Akibatnya, puluhan hektare pesawahan warga di Kedusunan Bojongnangka terancam gagal tanam dan panen,” imbuhnya.

Pemerintah Desa Babakan mengklaim sudah melaporkan persoalan tersebut kepada pimpinan daerah Kabupaten Sukabumi melalui Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi. “Alhamdulillah, Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi langsung memberikan bantuan mesin pompa untuk mengairi lahan pertanian warga. Sehingga sebagian lahan pertanian warga dapat diairi,” paparnya.

Sementara itu, seorang warga Kampung Gunungguruh Girang, Desa Babakan, Kecamatan Cisaat, Samsul Bahri (38) membenarkan adanya puluhan hektare lahan pertanian di wilayah Desa Babakan yang terancam gagal tanam akibat sulitnya air. “Musim kemarau ini mengakibatkan lahan pesawahan kami mengering,” jelasnya.

Kekeringan lahan pesawahan warga di wilayah Desa Babakan, ujar Samsul, sudah berlangsung sekitar satu bulan lalu dan berakibat pada pertumbuhan padi yang baru ditanam warga. “Lahan pesawahan banyak yang retak akibat tidak mendapatkan pasokan air. Selain itu, daun padi juga banyak berubah menjadi putih sehingga padi tidak berisi,” pungkasnya. (Den/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *