Guys, Inilah 5 Mitos Soal Kondom

ilustrasi kondom

RADARSUKABUMI.com – Kemajuan teknologi yang begitu pesat membuat masyarakat dibanjiri informasi dari segala sisi. Sayangnya, tak semua informasi yang beredar sesuai dengan kenyataan, termasuk mitos tentang kondom yang mungkin sudah banyak beredar dan dipercayai sebagian orang.

Nah, untuk meluruskan anggapan keliru yang telah beredar luas di masyarakat, berikut mitos tentang kondom beserta fakta medis yang sebenarnya:

Bacaan Lainnya

Mitos 1. Pakai dua kondom lebih baik daripada hanya satu

Meski pernyataan ini terdengar meyakinkan, namun menggunakan dua lapis kondom sekaligus tidak benar-benar mampu meningkatkan fungsinya. Malah, penggunaan 2 lapis kondom dalam satu waktu membuat fungsinya menurun bahkan hilang sama sekali.

Ketika dua kondom digunakan bersamaan, akan terjadi gesekan di antara keduanya. Akibatnya, salah satu kondom atau keduanya bisa robek dan cairan semen mungkin saja bocor keluar.

Karena itu, hindari penggunaan dua lapis kondom sekaligus. Akan lebih baik bila digunakan hanya satu lapis saja. Selain itu, hindari juga penggunaan kondom pria bersamaan dengan kondom untuk wanita (kondom vagina) secara bersamaan.

Mitos 2. Ukuran kondom tidak penting dan sama saja

Ini adalah anggapan menyesatkan yang sebaiknya tak lagi Anda percaya. Pasalnya, tiap pria memiliki ukuran penis yang berbeda-beda. Jadi, menggunakan kondom dengan ukuran yang paling sesuai sangatlah penting untuk menunjang fungsi alat kontrasepsi tersebut.

Jika Anda menggunakan kondom dengan ukuran yang terlalu kecil atau ketat, kemungkinan terjadinya robek sangat tinggi. Sementara itu, penggunaan kondom dengan ukuran yang terlalu besar atau longgar menyebabkannya mudah terlepas dan menjadi tidak efektif.

Mitos 3. Kondom tidak dapat mencegah HIV

Tahukah Anda bahwa kondom tak hanya berfungsi sebagai alat kontrasepsi, tapi juga untuk menurunkan risiko terjadinya penyakit menular seksual? Ya, ini adalah fakta yang telah dibuktikan melalui berbagai riset medis.

Penggunaan kondom yang tepat terbukti dapat menurunkan risiko terjadinya penularan virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) hingga 80–87%. Selain itu, penggunaan kondom secara konsisten juga mampu mencegah penularan penyakit menular seksual lain, seperti gonore, sifilis, klamidia, dan sebagainya.

Mitos 4. Kondom tidak dapat mencegah infeksi menular seks

Ini adalah mitos yang benar-benar melenceng. Sebab, seperti telah dijelaskan sebelumnya, kondom juga memiliki fungsi untuk menurunkan risiko terjadinya penyakit menular seksual.

Menurut penelitian, berhubungan seksual dengan pria yang menggunakan kondom menurunkan risiko tertular gonore hingga 62%. Manfaat ini bisa dirasakan karena kondom dapat melindungi paparan langsung cairan semen dan vagina pada kulit, sehingga proses penularan penyakit tersebut bisa diminimalkan.

Mitos 5. Kondom dapat mencegah kehamilan 100%

Kondom memang terbukti efektif mencegah kehamilan apabila digunakan dengan tepat setiap kali berhubungan seksual. Namun, kemampuan kondom untuk mencegah kehamilan tidak mencapai 100%.

Dengan kata lain, dua dari 100 wanita yang berhubungan seks dengan pria pengguna kondom (dengan tepat) bisa tetap hamil dalam satu tahun pertama penggunaan.

Tips menggunakan kondomSupaya berfungsi dengan baik dan sejalan dengan fakta medis kondom harus digunakan secara tepat. Sedangkan manfaat pemakaian kondom bisa lebih optimal jika dilakukan dengan cara sebagai berikut:

  • Menggunakan kondom setiap kali berhubungan seks
  • Segera pasang kondom setelah kemasannya terbuka
  • Pastikan ukuran kondom sesuai dengan penis agar “klop” saat dipasang
  • Hindari penggunaan kondom yang sudah kedaluwarsa
  • Hindari membuka atau menusuk kemasan kondom dengan benda tajam
  • Simpan kondom dengan cara yang tepat
  • Hindari penggunaan pelumas (lubrikan) berbahan dasar air atau silikon
  • Hindari penggunaan kondom yang sama berulang kali. Segera buang ke tempat sampah setelah selesai digunakan.

Setelah tahu fakta di balik mitos tentang kondom, diharapkan Anda bisa lebih bijaksana dalam menanggapi segala informasi yang beredar. Jangan lagi “menelan” informasi yang didapatkan secara mentah-mentah, agar Anda tidak mengikuti informasi yang salah. Jika Anda ragu tentang suatu informasi atau berita, konfirmasikan kepada orang-orang yang lebih ahli di bidang terkait.

(NB/ RVS/klikdokter/izo/rs)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *