19 Kali Bencana, Rugi Rp1,3 Miliar

SALAH SATU BENCANA: Bencana longsor yang terjadi di Kabupaten Sukabumi

SUKABUMI, RADARSUKABUMI.com- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat selama Juni kemarin, jumlah bencana yang terjadi di Kabupaten Sukabumi sebanyak 19 kejadian. Bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, jumlah ini jauh lebih sedikit yakni 31 kejadian pada Mei lalu.
Informasi yang dihimpun Radar Sukabumi, dari 19 bencana yang kejadian itu terdiri dari 8 insiden kebakaran, 3 longsor, 1 angin kencang dan 7 kekeringan. Sementara warga yang terdampak berjumlah 16 Kepala Keluarga (KK) dengan 53 jiwa, 25 diantaranya mengungsi. “Kalau kerugian, perhitungan kita itu mencapai Rp1.388.000.000. Untungnya tidak ada korban jiwa,” ujar Koordinator Pusdalops BPBD Kabupaten Sukabumi, Daeng Sutisna kepada Radar Sukabumi, kemarin (2/7).

Dari jumlah bencana pada Juni, yang paling banyak terjadi adalah kebakaran dan kekeringan. Sementara pada Mei lalu, yang sering terjadi adalah bencana kebakaran dan longsor. “Kebakaran sampai saat ini sering terjadi. Mungkin karena sudah masuk musim kemarau dan koresleting listrik,” ujarnya.
Menyikapi soal kekeringan, sambung dia, BPBD Kabupaten Sukabumi saat ini masih menunggu penetapan status siaga bencana kekeringan. “Kami masih menunggu surat penetapan status siaga bencana kekeringan baik dari daerah maupun provinsi Jawa Barat,” jelasnya.

Daeng mengaku tidak berhenti melakukan berbagai upaya untuk menurunkan resiko dari bencana tersebut. Selain mengadakan sosialisasi, juga pihaknya menggelar simulasi penanganan bencana agar kedepan msyarakat dapat menyelamatkan diri ketika terjadi bencana. “Dengan sosialisasi dan simulasi ini tentunya akan menambah pemahaman masyarakat ketika terjadi bencana,” klaimnya.

Memasuki musim kemarau ini, BPBD sudah berkoordinasi dengan Perumda Air Minum Tirta Jaya Mandiri (AM TJM) Kabupaten Sukabumi untuk menyuplai air bersih. “Kami bekerjasama dengan Perumda AM TJM untuk ketersediaan air bersih. Tapi kami masih menunggu surat penetapan status siaga bencana kekeringan,” pungkasnyan. (bam/d)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *