Pimpinan JI Indonesia Ditangkap Densus 88

Densus 88 tangkap pimpinan dan anggota Jamaah Islamiyah (JI) Indonesia. (Sabik Aji Taufan/ JawaPos.com)

JAKARTA, RADARSUKABUMI.com — Densus 88 Antiteror bersama Satgas Anti Terorisme dan Radikalisme Polda Jawa Barat melakukan penegakkan hukum terhadap pimpinan dan anggota Jamaah Islamiyah (JI) Indonesia. Sebanyak 5 orang terduga teroris diamankan dalam operasi kali ini.

Mereka adalah PW selaku Amir atau Pimpinan JI Indonesia, MY yang merupakan istri dari PW, BS yang berperan sebagai penghubung antara Amir dengan anggota yang berhasil direkrut. Ketiganya ditangkap di lokasi yang sama yaitu di sebuah hotel, di Jalan Raya Kranggan nomor 19, Jati Raden, kecamatan Jatisampurna, Kota Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (29/6) pukul 06.12 WIB.

Bacaan Lainnya

Sedangkan tersangka A ditangkap pada Minggu (30/6) pukul 11.45 WIB di perumahan Griya Syariah blog G Kelurahan Kebalen, Kecamatan Kebalen, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Dia merupakan orang kepercayaan PW. Dan tersangka kelima yang ditangkap yaitu BT. Dia diamankan di Jalan Raya Kohijo, Kecamatan Sampung, Ponorogo, Jawa Timur pukul 14.15 WIB. Dia bertugas sebagai pengendali JI di wilayah Jawa Timur.

Karopenmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, PW selaku Amir memiliki pengalaman panjang sebagai anggota JI. Pada awal tahun 2000 dia diberi tugas sebagai intelijen JI. Setelah organisasi tersebut dinyatakan terlarang, kemudian dia dibaiat sebagai Amir JI Indonesia.

Dari sejarah keterlibatannya, PW memiliki catatan panjang. Dia merupakan alumni pelatihan militer di Moro, Suriah angkatan ketiga tahun 2000. Selain itu dia merupakan lulusan S1 Teknik Sipil sebuah Universitas ternama di Jawa. “Artinya dari sisi intelektual, sisi kompetensi yang bersangkutan memiliki kompetensi untuk merakit bom, kemampuan kemampuan intelijen dan kemampuan militer,” ujar Dedi di Mabes Polri Jakarta Selatan, Senin (1/7).

Keahlian khusus PW yakni bisa mengoperasikan roket tempur. Dia juga ahli sebagai penembak jitu atau sinper. Rekam jejak PW semakin kental setelah keterlibatannya dalam konflik di Poso pada 2005-2007. Dia merupakan pendukung dari aspek operasional dan logistik. “Selain itu yang bersangkutan juga sepanjang 2013 dan 2018 sudah mengirim orang-orang yang berhasil direkrut untuk mengikuti program latihan maupun langsung praktik di Suriah. Sudah ada 6 gelombang yang diberangkatkan,” imbuh Dedi.

Namun, belum diketahui pasti jumlah orang yang diberangkatkan oleh kelompok PW. Namun, sebagian besar yang pulang dari Suriah sudah ditangkap disejumlah wilayah seperti Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Dari informasi yang dihimpun, PW juga pernah bergabung dengan sejumlah kelompok teroris kelas kakap. Seperti Noordin M Top, Ali Ashari dan kelompok lainnya.

Di bawah kepemimpinan PW, JI juga melakukan kegiatan terorisme internasional di bawah bendera Al Qaeda. Serta komunikasi dengan jaringan regional seperti Filipina, Pakistan, dan Afghanistan juga terus dilakukan. “Saat ini jaringan JI ini memang terlihat belem melakukan rencana aksi terorismenya Indonesia. Tapi yang bersangkutan bersama kelompoknya saat ini sedang membangun kekuatan tujuannya untuk membangun khilafah,” kata Dedi.

“Masih di dalami bahwa pejabat-pejabat di dalam struktur organisasi JI. Ini juga digaji besarannya Rp 10-15 juta,” lanjutnya.
Dalam membangun pondasi ekonomi jaringannya, JI di bawah kepemimpinan PW menjalankan usaha perkebunan seperti kelapa sawit. Hasilnya untuk mendanai kegiatan teror. Tentu, apabila hal ini dibiarkan JI bisa bisa berkembang menjadi kekuatan besar. Dan bisa menjadi ancaman serius untuk NKRI.

(jpg)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *