Pendaftar SBMPTN Menurun

= SEMENTARA ITU= GRAFIS YA// ILUSTRASI: Instagram sekresbmptn.

JAKARTA, RADARSUKABUMI.com – Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) menutup pendaftaran Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2019 pada Senin malam (24/6).

Nilai peserta akan di-ranking dan hasilnya siapa yang diterima diumumkan 9 Juli mendatang. Jumlah pendaftar tahun ini mengalami penurunan.

Bacaan Lainnya

Tercatat, 714.652 peserta sudah memilih program studi di 85 PTN yang membuka SBMPTN. Sedangkan tahun lalu ada 860.001 orang.

Ketua LTMPT Ravik Karsidi menjelaskan, pendaftar untuk jurusan saintek berjumlah 360.329 orang. Kemudian disusul kelompok soshum 345.896 orang.

“Adapun peserta yang memilih campuran ada 8.427 orang atau 1,18 persen,” katanya.

Ravik membenarkan bahwa jumlah pendaftar menurun. Meski begitu, panitia tidak akan melakukan perpanjangan waktu pendaftaran.

Alasannya, jumlah pendaftar sudah cukup banyak jika dibandingkan dengan pelamar yang eligible.

Maksud pelamar yang eligible adalah pendaftar yang sebelumnya sudah ikut ujian tulis berbasis komputer (UTBK).

“Pelamar yang eligible ada 780.804 orang,” ucapnya.

Dengan demikian, menurut Ravik, jumlah pendaftar SBMPTN sudah mencapai 90 persen.

Terkait penurunan jumlah pendaftar, jelas dia, panitia belum melakukan evaluasi.

Meskipun begitu, banyak yang menyebut sistem baru seleksi sebagai penyebabnya.

Mulai tahun ini pendaftar wajib ikut UTBK terlebih dahulu. Setiap orang diberi kesempatan ikut maksimal dua kali.

Kemudian, nilai hasil UTBK tersebut dipakai untuk mendaftar SBMPTN.

Dengan sistem baru itu, pendaftar jadi lebih tahu kemampuannya.

Berbeda dengan sistem sebelumnya. Pendaftar memilih jurusan terlebih dahulu.

Kemudian ikut tes secara serempak. Lalu keluar pengumuman lulus atau tidak tanpa diketahui nilai yang didapatkan.

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir memastikan, jumlah pendaftar SBMPTN 2019 menurun lantaran perubahan pola tes.

“Dulu calon mahasiswa melakukan pendaftaran dulu ke perguruan tinggi, baru tes. Sehingga peserta nantinya diterima atau tidak, mereka tidak tahu,” terangnya saat ditemui di Hotel Le Meridien, Jakarta Pusat, kemarin.

Melalui program baru itu, berbekal nilai yang dimiliki, peserta bisa mengira-ngira sendiri apakah akan lolos atau tidak.

Peserta jadi lebih rasional.

Mantan rektor Universitas Diponegoro Semarang tersebut berharap sistem baru itu mampu meningkatkan kualitas PTN.

Sebab, sejak awal sudah jelas, mahasiswa yang lolos seleksi memiliki nilai yang bagus.

“Kita tunggu hasilnya dalam empat tahun ke depan saat angkatan tahun ini mulai lulus,” ujarnya.

Nasir menilai pelaksanaan SBMPTN tahun ini lebih efisien.

Calon mahasiswa tidak perlu berbondong-bondong mengantre di kampus untuk mendaftar maupun mengikuti ujian.

Semuanya sudah dilakukan secara online.

Meski begitu, menteri berusia 58 tahun tersebut mengakui, masih ada kekurangan dari sisi kesiapan server.

Para peserta dibuat resah lantaran sistem pendaftaran di https://pendaftaran-utbk.sbmptn.ac.id sempat down dua hari pertama.

Trafik data melebihi ambang batas kapasitas server.

Sekitar tiga juta orang mengakses laman web pendaftaran dalam waktu yang bersamaan.

Saat itu panitia LTMPT sempat mengumumkan bahwa sistem pendaftaran UTBK SBM PTN menjalani pemeliharaan sementara melalui akun Instagram @sekresbmptn dan siaran pengumuman pada www.ltmpt.ac.id. “

Saya sadar betul atas kesalahan itu. Saya meminta maaf kepada rakyat Indonesia. Kemudian, masalah itu segera kami perbaiki dan berjalan lancar sampai pendaftaran SBMPTN,” terang Nasir.

(wan/han/c9/ayi)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *